Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Dunia Hari Ini: Beredar Rekaman Ucapan Selamat Presiden Jokowi Untuk PM Anwar Ibrahim

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan
Anwar Ibrahim saat menerima telepon dari Presiden Indonesia Joko Widodo seusai pelantikannya sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10, Kamis (24/11) siang. (Twitter: @anwaribrahim)

Tidak terasa kita sudah berada di penghujung pekan.

Dunia Hari Ini, edisi Jumat 25 November, akan mengulas hubungan Malaysia dan Indonesia di bawah kepempimpinan PM Anwar Ibrahim yang baru dilantik.

Baca Juga:

Masih ingat dengan upaya Presiden Jokowi mengajak bos Tesla, Elon Musk, membangun pabrik mobil listrik di Indonesia? Kini menjadi sebuah tanda tanya setelah Presiden Korea Selatan menyebut negaranya yang jadi prioritas Tesla.

Ikuti ulasan selengkapnya:  

Anwar Ibrahim jadi perdana menteri Malaysia

Setelah hampir seminggu mengalami kebuntuan akibat hasil Pemilu Malaysia yang tidak memunculkan pemenang mayoritas, pemimpin koalisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim dilantik menjadi Perdana Menteri ke-10.

Baca Juga:

Presiden Indonesia Joko Widodo merupakan pemimpin dunia yang pertama menyampaikan selamat atas pelantikan Perdana Menteri Malaysia ke-10 Anwar Ibrahim pada Kamis (24/11).

Dalam pembicaraan telepon yang dipasang lewat 'speaker' ponsel PM Anwar Ibrahim, terdengar suara Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat yang dibalasnya dengan Bahasa Melayu.

"Terima kasih Presiden Indonesia Bapak Joko Widodo yang menjadi kepala negara pertama yang menghubungi saya mengucapkan tahniah," kata PM Anwar.

PM Anwar menyatakan Indonesia merupakan "sahabat sejati" bagi Malaysia, sehingga dia mengharapkan hubungan dagang dan bisnis, investasi, budaya dan isu pekerja dapat ditingkatkan.

Elon Musk pilih Korea bukan Indonesia?

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol membahas pengembangan mobil listrik dengan Elon Musk, yang juga pemilik Twitter.

Presiden Yoon secara gamblang mengajak Elon untuk membangun pabrik Tesla di Korsel, meski dia menyadari Indonesia dan India telah melakukan lobi serupa sebelumnya.

"Elon Musk mempertimbangkan Kores Selatan sebagai salah satu kandidat teratas dan dia akan ambil keputusan setelah mengevaluasi kondisi investasi di negara-negara lain itu, termasuk kualitas pekerja, tingkat teknologi dan infrastruktur produksinya," kata pernyataan Kantor Presiden Korsel.

Dikatakan, Tesla diharapkan membeli komponen mobil listrik senilai lebih dari 10 miliar dolar dari perusahaan Korsel pada tahun 2023, namun pihak Tesla sendiri belum memberikan konfirmasi atas hal ini.

Padalah bulan Agustus lalu, Presiden Jokowi meminta Tesla membangun pabrik mobil listriknya di Indonesia, setelah keduanya melakukan pertemuan.

Jin BTS jalani wajib militer

Masih terkait Korea Selatan, Jin, anggota tertua BTS, akan menjalani wajib militer di Korea mulai 13 Desember, setelah menjalani lima minggu latihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam salah satu unggahan di akun medsosnya pekan lalu, Jin, yang akan berusia 30 tahun pada 4 Desember nanti, menyebut dirinya akan ditempatkan di "garis depan".

Manajemen BTS menyatakan masing-masing anggota BTS lainnya akan jalani proyek individu sebelum grup ini menyatu kembali pada tahun 2025.

Fans BTS langsung merespon kabar ini, dengan sebagian  menyatakan sangat "sangat khawatir akan keselamatan Jin di garis depan!"

"Jantungku langsung copot saat membaca bahwa dia akan ditugaskan ke garis depan," ujar salah seorang fans.

"Isu wajib militer bagi personil BTS selama ini tidak pernah mengganggu saya. Baru sekarang ini. Mengapa ke garis depan? Mengapa??" katanya.

Iran tangkap bintang sepakbolanya karena kritik pemerintah

Di tengah perhelatan akbar Piala Dunia Qatar, pihak berwenang Iran justru menangkap bintang sepakbolanya, Voria Ghafouri, karena dianggap "menghina timnas sepakbola dan melakukan propaganda menentang pemerintah".

Voria merupakan salah satu figur yang lantang mengeritik Pemerintah Iran selama ini.

Ia menentang larangan bagi penonton wanita dalam pertandingan bola, serta tidak setuju dengan kebijakan luar negeri Iran.

Pihak berwenang tidak menjelaskan apakah sikap kritis dari Voria ini merupakan penyebab dia dicoret dari Timnas yang berlaga di Piala Dunia Qatar.

Aktivis anti Rusia terancam penjara

Aktivis anti Rusia di Australia dan Selandia Baru yang tergabung dalam Svoboda Alliance berpotensi didenda, bahkan dipenjara jika mereka datang ke Rusia.

Kelompok ini berasal dari etnis Rusia yang sering menggelar aksi demo menentang apa yang mereka sebut sebagai propaganda Rusia di Australia.

Svoboda Alliance menyatakan pihaknya menyadari jika Pemerintah Rusia "sangat tidak senang" dengan aktivitas mereka di Australia dan Selandia Baru.

Parlemen Rusia pekan ini telah mengusulkan kelompok Svoboda bersama 29 kelompok lainnya di 16 negara untuk dimasukkan daftar kelompok "yang tak diinginkan", bahkan sebagian dikategorikan sebagai kelompok ektrimis.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada