Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Dunia Hari Ini: KPU Akan Naik Banding Soal Keputusan Penundaan Pemilu

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan
Ketua KPU mengatakan akan mengajukan banding terkait keputusan PN Jakpus yang mengabulkan gugatan Partai Prima. (AP: Achmad Ibrahim)

Akhir pekan sudah di depan mata. Biar sehat jangan lupa makan tomat, dan selamat hari Jumat!

Perkembangan dunia yang terjadi dalam 24 jam terakhir sudah kami rangkumkan untuk Anda.

Baca Juga:

Inilah Dunia Hari Ini, edisi 3 Maret.

Kita awali berita dari tanah air, mungkin Anda sudah mendengarnya jika Pengadilan Negeri Jakarta Pusat meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunda penyelenggaran Pemilu 2024.

Putusan pengadilan untuk tunda Pemilu 2024

Kenapa:

Baca Juga:

Awalnya Partai Rakyat Adil Makmur mengugat KPU karena syarat keanggotaannya tidak memenuhi sehingga menghambat partai dalam tahap pendaftaran dan verifikasi calon peserta Pemilu.

PN Jakpus kemudian memroses gugatan dan hasilnya "menghukum tergugat", yakni KPU untuk tidak melaksanakan sisa tahapan pemilu, atau menundanya selama dua tahun empat bulan dan tujuh hari atau hingga Juli 2025.

Apa kata KPU:

Kemarin, Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengatakan, "KPU akan upayakan banding" sementara Komisioner KPU, Mochammad Afifudin, mengatakan pihaknya akan mempelajari dulu keputusan PN Jakpus tersebut.

Bagaimana reaksi sejumlah partai:

"Saya merasa kaget terhadap putusan yang disampaikan pengadilan tersebut karena apa? Karena putusan itu sesuatu yang di luar dugaan pribadi saya, dan saya yakin masyakarat juga kaget terhadap putusan yang diputuskan oleh pengadilan," kata Guspardi Gaus, anggota Komisi II Fraksi Partai Amanat Nasional, seperti dikutip dari Kompas.

"Kalau pun kita mau menunda pemilu, ya, atau yang dipersoalkan itu [seharusnya] UU-nya. Nah, kalau mau mempersoalkan UU, itu ranahnya MK (Mahkamah Konstitusi). Bukan ranah PN," ujar Ahmad Dolu Kurnia, Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar.

'Perfect storm' akan menerjang perekonomian dunia

Seorang pria yang dijuluki "Dr Doom", ekonom asal Amerika Serikat dengan nama asli Nouriel Roubini, memperingatkan dunia akan menghadapi 'perfect storm' atau badai yang merusak dalam istilah meteorologi, akibat gabungan inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, dan resesi yang juga akan menjadi "yang terburuk dari semua dunia bagi pekerja".

Dr Doom memperkirakan negara-negara dengan ekonomi jauh akan menghadapi keadaan yang lebih buruk.

"Bank-bank sentral berada dalam dilema, karena mereka harus menaikkan suku bunga lebih banyak untuk melawan inflasi. Tapi, jika mereka menaikkannya, ekonomi akan segera berkontraksi, tapi jika tidak maka kita maka akan terjadi inflasi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan para pekerja yang akan paling merasakan badai ekonomi ini, karena akan banyak lapangan kerja yang hilang, kenaikan upah yang tak sebanding dengan inflasi, dan pelemahan bursa kerja.

Penemuan koridor tersembunyi dalam piramida

Sebuah koridor sepanjang sembilan meter ditemukan di dekat pintu masuk utama Piramida Agung Giza yang berusia 4.500 tahun.

Kamis kemarin, dalam sebuah artikel yang diterbitkan jurnal ilmiah Nature disebutkan penemuan ini dapat berkontribusi untuk mendapatkan pengetahuan lebih banyak soal pembangunan piramida dan tujuan struktur batu kapur runcing yang berada di depan koridor.

Piramida di Giza ini dibangun sebagai makam sekitar tahun 2560 sebelum masehi pada masa pemerintahan Firaun Khufu, atau Cheops.

Anda bisa melihatnya dalam video berikut

Komunitas yang ditelan bumi

Joshimath, sebuah kawasan suci bagi umat Hindu dan Sikh di pegunungan Himalaya, India, menjadi zona bencana yang tak diketahui banyak orang.

Selama berbulan-bulan, sekitar 20.000 penduduknya melihat bagaimana tempat tinggal mereka ditelan bumi secara perlahan.

Mereka sudah meminta bantuan, tapi tidak pernah datang. Baru pada bulan Januari kondisi mereka jadi sorotan internasional.

Lebih dari 860 rumah tidak bisa dihuni lagi dan akan dihancurkan, sementara para pakar mengatakan masa depan kawasan ini semakin terancam karena pemerintah India yang ingin mengembangan wisata religi di tempat ini.

Amerika Serikat jual senjata ke Taiwan

Amerika Serikat menyetujui potensi penjualan senjata baru senilai $619 juta ke Taiwan, termasuk rudal untuk armada F-16.

Sejumlah pakar mengatakan penjualan senjata kemungkinan akan memperburuk hubungan tegang antara China dan Amerika Serikat.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan rudal ini akan membantu "secara efektif mempertahankan wilayah udara untuk menghadapi ancaman dan provokasi dari militer Komunis".

Kementerian Luar Negeri China mengatakan "dengan tegas" menentang penjualan tersebut, juga mengharuskan Amerika Serikat untuk menghentikan penjualan senjata dan melakukan kontak militer apapun dengan Taiwan.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada