Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

All England 2023: Hendra/Ahsan 'keluar dari lubang jarum' ke semifinal, Fajar/Rian juga lolos, Rehan/Lisa bikin kejutan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Harapan Indonesia untuk membawa pulang gelar juara sektor ganda putra All England 2023 tetap terbuka menyusul keberhasilan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian ke semifinal.

Ahsan/Hendra tampil luar biasa setelah tertinggal di gim penentuan dan bisa membalikkan keadaan, situasi yang digambarkan mirip seperti "keluar dari lubang jarum".

Baca Juga:

Di ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati juga bikin kejutan. Mirip dengan Ahsan/Hendra, Rehan/Lisa nyaris kalah namun bisa keluar dari tekanan dan akhirnya menang.

Ahsan/Hendra, yang diunggulkan di tempat kelima, ditantang oleh pasangan kuat China dan unggulan kelima, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi.

Di gim pertama, Ahsan/Hendra menyerah 16-21 sementara di gim kedua, duo berjuluk the Daddies ini menang dengan skor tipis 21-19.

Baca Juga:

Di gim ketiga, Ahsan/Hendra tertinggal 11-16. Ketenangan dan kesabaran membuat pasangan veteran ini bisa mengejar menjadi 14-17, kemudian 18-18, sebelum akhirnya lawan dikunci di angka 19.

Begitu bola sambaran dari Ahsan tak bisa dikembalikan lawan dan papan skor berubah menjadi 21-19, Ahsan tak kuasa menahan kegembiraan di lapangan.

Baca juga:

Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi atau biasa disebut Herry IP mengatakan hasil ini membuat dirinya kaget.

"Di luar perkiraan. Luar biasa, Ahsan/Hendra bisa keluar dari tekanan [di gim ketiga]. Jam terbang dan pengalaman membuat mereka bisa mengatasi situasi tertekan. Mereka bisa membalikkan keadaan dan menang. Surprised," kata Herry kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo.

"Ketenangan dan penempatan bola yang akurat membuat pasangan China menjadi panik, terutama ketika Ahsan/Hendra bisa menyamakan kedudukan," kata Herry.

Ahsan menggambarkan kemenangan di perempat final sebagai capaian yang luar biasa.

"Kami tertinggal, menyusul, dan kemudian menang. Makanya ada selebrasi tadi di lapangan, ini karena sepertinya lega sekali begitu pertandingan bisa diselesaikan dengan kemenangan," kata Ahsan.

"[Selebrasi] itu semata-mata refleks, makanya saya tadi secara khusus meminta maaf kepada lawan," kata Ahsan. Langkah itu dilakukan karena Ahsan khawatir selebrasinya dianggap berlebihan dan dinilai meremehkan lawan.

Hendra menyatakan senang bisa menang. "Pokoknya main maksimal. Merasa puas karena sudah merasa menampilkan yang terbaik," ujarnya.

Di babak empat besar hari Sabtu (18/03), Ahsan/Hendra akan melawan Liang Wei Keng/Wang Chang, yang mengalahkan ganda muda Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, 13-21 21-19 21-18.

Leo mengatakan kekalahan yang ia derita tak lepas dari permainan yang terburu-buru dan sering membuat kesalahan sendiri.

Di luar itu, Daniel mengatakan ia dan Leo "lambat panas" yang membuat mereka selalu tertinggal.

Fajar/Rian incar gelar juara

Yang juga lolos ke semifinal adalah Fajar/Rian yang menyingkirkan sesama ganda Indonesia dan juara All England tahun lalu, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, 21-18 21-13.

Kemenangan ini membuat catatan head to head menjadi 6-1 untuk Fajar/Rian, yang menempati unggulan teratas berkat penampilan mengesankan dalam setahun terakhir.

"Ini bukan pertandingan yang mudah. Kami memantau mereka dan kami lihat Bagas/Fikri bermain bagus di All England ini. Mereka bisa enjoy di sini. Tetapi kami coba redam itu. Kita atur pola permainan untuk mengganggu konsentrasi mereka," kata Fajar.

Pelatih Herry IP mengatakan tak terlalu terkejut dengan kemenangan Fajar/Rian.

"Setiap hari bertemu [di Pelatnas] jadi sudah tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kemenangan ini karena Fajar/Rian lebih tenang dan penempatan bolanya juga lebih baik," kata Herry.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di semifinal, Fajar/Rian berhadapan dengan pasangan China, He Ji Ting/Zhou Hao Dong, yang menekuk unggulan keempat dari Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, 17-21 21-18 21-15.

Rian mengatakan ia dan Fajar pernah kalah dari He/Zhou. "Kami harus waspadai. Mereka punya kecepatan dan tenaganya kuat. Kami harus jaga mental, jaga fokus dan istirahat yang cukup," kata Rian.

"Kami ada target juara, tetapi kami juga sadar untuk jangan terlalu menggebu-gebu. Dari pengalaman kami, kalau terlalu menggebu-gebu bisa menjadi bumerang," kata Fajar.

Sebelumnya, Fajar/Rian mengatakan ingin meraih gelar karena sepanjang karier mereka, gelar juara di Birmingham belum diraih.

Kejutan Rehan/Lisa

Bagi tim Indonesia, kejutan terbesar dicatat ganda campuran Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, yang lolos ke babak empat besar, dengan menyingkirkan pasangan Jepang, Kyohei Yamashita/Naru Shinoya, 21-19 15-21 21-19.

Tertinggal di gim penentuan, Rehan/Lisa tidak menyerah dan berhasil membalikkan keadaan.

Lisa mengatakan keberhasilan tak lepas dari solidnya permainan.

"Tadi saat tertinggal saya mengatakan dalam hati dan berdoa semoga bisa menyusul dan membalikkan keadaan, dan ternyata bisa. Ini juga permainan Rehan yang luar biasa," kata Lisa.

Ia mengaku terinspirasi dengan permainan Bagas/Fikri hari Rabu, yang juga menang setelah sebelumnya tertinggal.

Rehan mengatakan di saat-saat kritis ia tak terbawa permainan lawan. "Dengan pola seperti itu saya bisa mendapatkan banyak poin [dan menang]," katanya.

Di semifinal, Rehan/Lisa akan berhadapan dengan unggulan teratas dari China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.

Keberhasilan Ahsan/Hendra, Fajar/Rian, dan Rehan/Lisa tidak diikuti oleh tunggal putri satu-satunya wakil Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, yang terhenti di tangan unggulan keempat dari China, Chen Yu Fei, melalui permainan ketat 22-24 32-21.

Di poin-poin kritis, Gregoria bisa memaksakan deuce, namun pada akhirnya harus mengakui Chen Yu Fei, peraih medali emas Olimpiade.

Dibandingkan tahun lalu, Gregoria menunjukkan permainan yang meningkat.

"Sebenarnya saya ingin membuat kejutan seperti yang saya katakan kemarin, tetapi belum berhasil," kata Gregoria.

Gregoria mencatatkan diri sebagai tunggal putri Indonesia pertama yang berlaga di perempat final sejak 2013.

Tunggal putra Anthony Ginting juga gagal lolos ke semifinal setelah dikalahkan pemain Denmark, Anders Antonsen, 14-21 21-9 17-21.

"Di gim ketiga, sebenarnya sudah mencoba melakukan seperti apa yang dilakukan di gim kedua hanya Antonsen pasti punya strategi [untuk mengantisipasi]. Kesalahan saya ada di detail-detail kecil seperti beberapa kali ada kesempatan dapat poin tetapi [malah] tidak berhasil," ungkap Ginting.

Di ganda putri, pasangan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Ramadhanti juga tak bisa melanjutkan perjalanan setelah dikalahkan pemain Korea Selatan, Baek Ha Na/Lee So Hee, 11-21 21-14 14-21.

Apri - peraih medali emas Olimpiade bersama Greysia Polii - mengaku sangat kecewa.

"Ini karena saya merasa sudah melakukan persiapan yang maksimal ... tetapi memang tak mudah untuk menjadi juara. Habis ini tentu akan ada evaluasi agar mendapat hasil yang lebih baik ke depan," kata Apri.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada