Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Mengapa Vietnam dorong warga 'tinggalkan' Katolik dan jadi anggota Partai Komunis?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Gereja di Vietnam Getty Images
Dari 90 juta populasi Vietnam, delapan juta di antaranya adalah pemeluk Katolik.

Pengurus Partai Komunis di Nghe An, provinsi kelahiran pendiri Vietnam Ho Chi Minh, dalam beberapa waktu terakhir giat merekut anggota baru, terutama dari para pemeluk Katolik.

"Banyak pemeluk Katolik yang bergabung dengan Partai Komunis," kata Dang Huu Nam, pastor di Quynh Luu di Provinsi Nghe An.

Baca Juga:

Ia menjelaskan bahwa pemeluk Katolik yang menjadi anggota partai diberi insentif uang untuk datang ke gereja yang dikelola oleh pengurus Partai Komunis.

Di gereja ini mereka menyanyikan lagu-lagu pujian, sementara di latar belakang ada spanduk logo partai, palu arit, dan bendera Vietnam, seperti terlihat dalam video yang diunggah seorang pengguna Facebook.

Terlihat ada tulisan 'sosialisme dan persatuan nasional'. Dikatakan bahwa kegiatan keagamaan ini berlangsung di Paroki Bo Son, yang dihadiri pula oleh pemerintah setempat dan sejumlah pejabat polisi berseragam.

Baca Juga:

Para pejabat tersebut menyebut komunitas Katolik ini 'Paroki Katolik Damai'.

Nghe An dikenal sebagai salah satu provinsi termiskin di Vietnam dan sejak beberapa waktu terakhir menarik perhatian publik menyusul sejumlah aksi unjuk rasa yang digelar oleh nelayan setempat, banyak di antaranya yang merupakan pemeluk Katolik.

Mereka memprotes bencana lingkungan yang dipicu dengan tumpahnya limbah pabrik besi ke laut, yang sangat mengganggu mata pencaharian mereka. Pabrik tersebut dioperasikan oleh perusahaan Taiwan, Formosa Corporation.

Para nelayan ini memprotes Formosa dan juga pemerintah Vietnam, yang mereka anggap tidak tegas dalam menangani bencana lingkungan ini.

Sejumlah demonstrasi yang digelar dipimpin oleh aktivis gereja.

Kampanye ideologi komunisme

Mungkin karena faktor inilah, kata pastor Dang Huu Nam kepada BBC bahasa Vietnam, pemerintah 'sepertinya ingin menjauhkan umat Katolik dari gereja dan bergabung ke gereja yang dikelola pemerintah'.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini strategi yang intinya ditujukan untuk menjauhkan umat dari gereja," katanya.

Seorang wartawan di Hanoi, yang meminta namanya tidak diungkap, mengatakan bahwa pemerintah dari dulu 'selalu mengawasi pemeluk agama, terutama Katolik dan Protestan' dan 'menganggap agama sebagai alat kapitalis'.

Namun sekarang ada perubahahan taktik dari pemerintah. "Mereka ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa pemerintah tidak menerapkan diskriminasi terhadap pemeluk agama, di sisi lain mereka gencar mempromosikan ideologi komunisme kepada para pemeluk agama," katanya.

Itulah sebabnya makin banyak dijumpai berdirinya 'Paroki Katolik Damai' seperti di Provinsi Nghe An.

Paroki ini, selain sebagai wadah kegiatan agama, juga dipakai sebagai 'pintu masuk untuk merekrut anggota Partai Komunis'.

Di Cu Kuin, Provinsi Daklak, misalnya tak kurang dari 100 pemeluk Katolik pindah ke gereja pemerintah Juli lalu.

Koran Hoa Binh pada Agustus lalu memberitakan bahwa 100% anggota Partai Komunis di satu desa di Distrik Lac Thuy di Provinsi Hoa Binh adalah pemeluk Katolik.

Jumlah keseluruhan populasi Vietnam adalah 92 juta, delapan juta di antaranya memeluk Katolik.

Sementara itu, Partai Komunis yang didirikan Ho Chi Minh pada 1930, memiliki jumlah anggota aktif sebanyak 4,5 juta orang berdasarkan data tahun 2016.

Sayap pemuda partai ini memiliki 6,4 juta anggota sedangkan anggota yang berstatus sebagai pionir atau pelopor sekitar 7,8 juta orang.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada