Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Angka Harapan Hidup Tahun 2040: Spanyol Urutan Teratas, Peringkat Indonesia Naik

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Angka Harapan Hidup Tahun  2040: Spanyol Urutan Teratas, Peringkat Indonesia Naik
Iklan

Spanyol diperkirakan mengambil posisi teratas tingkat harapan hidup. Dengan proyeksi masa hidup rata-rata hampir 85,8 tahun, Spanyol – yang sebelumnya berada di tempat ke-4 - akan menurunkan tahta Jepang, yang duduk di peringkat atas saat ini dengan jangka hidup 83,7 tahun dan akan turun ke posisi kedua pada tahun 2040.

Dua kekuatan ekonomi terbesar dunia bertukar posisi dibandingkan dengan tahun 2016: pada tahun 2040 Amerika Serikat diperkirakan turun dari posisi 43 ke 64 (79,8 tahun), sementara Cina naik dari posisi 68 ke 39 (81,9 tahun).

Baca juga:

Para peneliti menemukan negara-negara lain yang akan bertukar posisi dalam menuju usia panjang termasuk Kanada (dari 17 ke 27), Norwegia (12 ke 20), Australia (5 ke 10), Meksiko (69 ke 87), Taiwan (35 kea 42) dan Korea Utara (dari 125 ke 153).

Indonesia naik peringkat

Yang naik peringkat adalah Indonesia (dari posisi 117 ke 100), Nigeria (157 ke 123), Portugal (23 ke 5), Polandia (48 ke34), Turki (40 ke 26), Arab Saudi (61ke 43).

Dengan asumsi perang yang tak berkesudahan dan menghancurkannya berakhir, Suriah akan bangkit dari posisinya di peringkat 137 pada tahun 2016 ke peringkat 80 di tahun 2040.

Baca juga:

Untuk dunia secara keseluruhan, studi para peneliti memproyeksikan kenaikan rata-rata lima tahun dalam rentang umur, dari usia 73,8 pada tahun 2016 menjadi 77,7 tahun pada 2040.

Peneiliti juga meramalkan skenario yang lebih optimistis dan pesimistis, di mana harapan hidup mungkin meningkat menjadi 81 tahun dalam paruh pertama atau bisa juga mengalami mengalami stagnansi. "Masa depan kesehatan dunia tidak ditakdirkan," kata penulis utama studi tingkat harapan hidup, Kyle Foreman, yang merupakan kepala ilmu data di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) di Universitas Washington. "Tapi apakah kita melihat kemajuan yang signifikan atau stagnasi tergantung pada seberapa baik atau buruk sistem kesehatan."

Apa yang mempengaruhi?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lima penentu rata-rata rentang hidup dalam dua dekade dari sekarang semuanya terkait dengan apa yang disebut penyakit "gaya hidup" yakni : tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, gula darah tinggi, bersama dengan penggunaan alkohol dan tembakau.Faktor keenam dekat adalah polusi udara, yang para ilmuwan perkirakan di Cina saja telah menelan satu juta jiwa per tahun.

Situasi negara-negara termiskin di dunia pada tahun 2018 akan terus memburuk jika menyangkut urusan angka harapan hidup, demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet. Lesotho, Republik Afrika Tengah, Zimbabwe, Somalia, dan Swaziland berada di peringkat bawah. "Ketimpangan akan terus membesar," kata Direktur IHME Christopher Murray. "Di sejumlah besar negara, terlalu banyak orang akan terus mendapatkan penghasilan yang relatif rendah, tetap berpendidikan rendah, dan mati sebelum waktunya," ujarnya.

"Tetapi negara-negara itu dapat membuat kemajuan lebih cepat dengan membantu orang mengatasi risiko utama, terutama merokok dan pola makan yang buruk," tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Konsumsi tembakau sendiri diduga merenggut nyawa sekitar tujuh juta jiwa setiap tahunnya, demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Pada 2016, empat dari sepuluh penyebab kematian prematur adalah penyakit kronis yang tidak menular atau cedera. Pada tahun 2040, angka itu diperkirakan meningkat.

ap/vlz (afp)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada