Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Riset: Kemarau Ekstrem Memicu Kelahiran Islam di Jazirah Arab

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Riset: Kemarau Ekstrem Memicu Kelahiran Islam di Jazirah Arab
Iklan

Temuan yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, Science, Kamis (16/6), menjadi indikasi pertama, tentang bagaimana perubahan cuaca secara ekstrem memaksakan "perubahan arah sejarah peradaban manusia", tulis para ilmuwan di Universitas Basel, Swiss.

Penelitian itu berfokus pada sejarah Kerajaan Himyar di Teluk Aden yang didirikan pada tahun 110 SM dan ambruk pada tahun 525. Selama masa jayanya, kerajaan ini merupakan pusat politik dan perdagangan di Jazirah Arab. Keruntuhannya diyakini memicu disintegrasi kekuatan-kekuatan politik Arab pada saat itu.

Baca Juga:

Hingga kini, peninggalan sejarah Kerajaan Himyar berupa kanalisasi dan sistem irigasi masih bisa dijumpai di wilayah yang sekarang menjadi Yaman.

Dengan menganalisa laju pertumbuhan dan komposisi stalagmit sebagai indikasi rata-rata curah hujan di kawasan, ilmuwan mampu mengidentifikasi periode kemarau di awal abad keenam. "Bahkan dengan mata telanjang, Anda bisa melihat di stalagmite, bahwa pasti ada masa yang sangat kering dan berlangsung selama beberapa dekade," kata Dominik Fleitman yang mengepalai penelitian.

Sumber historis seperti catatan tingkat ketinggian air di Laut Merah membenarkan teori runtuhnya Kerajaan Himyar akibat kekeringan ekstrem. Pada masa itu, kerajaan juga menghadapi kerusuhan politik di tengah perang yang berkecamuk di utara melawan tentara Bizantium dan Sasani. Tapi menurut Fleitman, ketersediaan air adalah faktor vital bagi kemampuan Bangsa Himyar menghadapi gejolak dan krisis.

Iklim paksakan perubahan sosial

Baca Juga:

"Air adalah sumber daya paling penting. Sangat jelas bahwa menurunnya curah hujan dan kekeringan selama bertahun-tahun akan mampu menggoyahkan sebuah kerajaan yang berdiri di atas lahan semi-gurun."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Paruh kedua abad keenam terutama diwarnai kekacauan politik di kawasan Teluk. Ikatan etnis dan kekeluargaan melonggar seiring menguatnya identitas keagamaan. Periode ini ditandai oleh dominasi Yahudi di wilayah Yaman, sementara agama Kristen menguasai Teluk Persia.

Ketika Kerajaan Aksum dari Etiopia menginvasi Teluk Aden, Kerajaan Himyar yang dulu berkuasa akhirnya "kehilangan pengaruhnya," tulis ilmuwan. "Jika kami berpikir tentang cuaca eksrem, kami seringkali berasumsi periodenya berlangsung singkat, hanya beberapa tahun," kata Fleitmann. Tapi kelangkaan air menyisakan dampak fatal.

"Populasi di sana mengalami kesulitan besar karena kelaparan dan perang. Artinya Islam mendapati lahan yang subur untuk berkembang," imbuhnya. "Ketika orang mencari harapan baru, sesuatu yang bisa menyatukan masyarakat menjadi sebuah bangsa, agama baru ini menawarkan kemungkinan tersebut", ujar ilmuwan itu lebi lanjut.

Kendati begitu, para saintis tidak menyimpulkan secara ekplisit bahwa kekeringan ekstrem di Jazirah Arab bertanggungjawab secara langsung atas kelahiran Islam. Fenomena itu hanya melandasi perubahan sosial yang terjadi pada masa itu. "Tapi memang hal ini merupakan faktor penting dalam konteks kebangkitan dunia Arab di abad keenam."

rzn/as (ap,rtr)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada