Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Brasil: Jelang Pemilu Putaran Dua, Lula Kantongi Dukungan Kandidat Pesaingnya

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Brasil: Jelang Pemilu Putaran Dua, Lula Kantongi Dukungan Kandidat Pesaingnya
Iklan

Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva atau Lula menerima dua dukungan besar dalam berkampanye mempersiapkan pemilihan putaran kedua melawan petahana sayap kanan, Jair Bolsonaro, 30 Oktober nanti.

Simone Tebet, kandidat dari partai berhaluan kanan tengah yang menempati posisi ketiga pada putaran pertama dengan perolehan 4% suara, meminta 5 juta pemilihnya untuk mendukung Lula di putaran kedua.

Baca Juga:

"Demi cinta saya kepada Brasil, untuk demokrasi dan untuk konstitusi, untuk keberanian yang saya tidak pernah kekurangan, saya meminta maaf kepada teman-teman dan rekan-rekan saya yang memohon netralitas pada putaran kedua ini," kata Tebet kepada wartawan di Sao Paulo. "Apa yang dipertaruhkan jauh lebih besar dari kepentingan kita semua."

Tebet, seorang penganut Katolik yang menentang aborsi, populer di kalangan pemilih dan dan perempuan konservatif. Analis mengatakan dukungannya terhadap Lula adalah kemenangan simbolis bagi calon presiden dari sayap kiri yang pernah menjabat sebagai presiden tahun 2003 hingga 2010.

"Saya mempertahankan sikap kritis saya terhadap Luiz Inacio Lula da Silva," tambahnya. "Tapi akan memberikan suara saya, karena saya mengakui komitmennya terhadap demokrasi dan konstitusi, yang belum pernah saya lihat dari presiden saat ini."

Mantan presiden mendukung Lula

Baca Juga:

Pada hari yang sama, mantan Presiden Fernando Henrique Cardoso, yang masih dihormati di kalangan bisnis, mengumumkan bahwa dia juga akan memberikan suaranya untuk Lula demi "sejarah perjuangan demokrasi dan inklusi sosial."

Pria berusia 91 tahun itu memposting foto dirinya dengan Lula saat masih muda, yang saat itu membagikan pamflet dari kelompok pendukung demokrasi di era kediktatoran militer yang berlangsung dari tahun 1964 hingga 1985.

Cardoso mengalahkan Lula pada pemilihan presiden 1994 dan 1998 hingga akhirnya Lula menang melawan kandidat lain pada 2002.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Analis politik asal Brasil, Carlos Melo mengatakan, pengumuman itu punya arti simbolis dan bisa membawa suara penting untuk da Silva.

"Tebet berhasil memenangkan cukup banyak suara saat pemilihan, dia membangun ranah politiknya sendiri, dan bukan milik partainya,'' kata Melo, seorang profesor sains di Universitas Insper di Sao Paulo. Ini juga yang mendasari popularitas Tebet di kalangan pemilih perempuan. Sementara itu, Cardoso bisa membantu memperkuat popularitas Lula di kalangan elit bisnis dan intelektual yang masih segan terhadapnya.

Lula memimpin dalam jajak pendapat

Sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Rabu (05/10) oleh lembaga survei IPEC mengungkapkan bahwa Lula didukung oleh 51% pemilih dibandingkan dengan 43% untuk Bolsonaro.

Jajak pendapat mensurvei 2.000 responden dengan margin kesalahan 2 poin persentase.

Namun, IPEC dan lembaga survei lainnya juga memproyeksikan bahwa Lula akan meraih keunggulan yang lebih menentukan atas Bolsonaro daripada hanya margin tipis yang terjadi selama putaran pertama.

ae/ (AP, AFP, Reuters)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada