Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Saksi kasus bom Manggarai, Muslihul Muarif, mencabut pernyataan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menyebut lima tamu di kamarnya adalah anggota Gerakan Aceh Merdeka. Muslihul, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (21/1), mengatakan, “BAP itu penuh rekayasa, saya tidak mengakuinya lagi.” Saksi ini, yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum Katar Ginting, mengatakan, “Memang benar di antara mereka ada anggota SIRA, tapi saya tidak pernah bilang mereka anggota GAM.” Lima tamu tersebut adalah Dokter Musali, Kardu, Muhadar alias Gafi, Hidyana Ramli alias Diana, dan Tarmizi. Kepada Muslihul, mereka mengaku datang dari Aceh untuk membicarakan proyek musik untuk mencari dana guna menyumbang pengungsi Aceh. “Namun ada juga yang mengaku sedang merencanakan aksi demo di Kedubes Belanda,” tutur Muslihul. Sidang ini mengadili Taufik Abdullah, yang menjadi tersangka peledakan Asrama Mahasiswa Aceh di Manggarai pada 10 Mei 2001 pukul 16.00 WIB. Ledakan itu terjadi di kamar nomor sembilan, milik Muslihul, tapi ditempati lima tamu. Lima orang tersebut menjadi tersangka pembawa bom. Sedangkan Taufik, selaku ketua Asrama, menjadi terdakwa karena dianggap menerima dan menguasai bahan peledak yang sangat berbahaya. Apalagi kemudian polisi menemukan bahan peledak, lengkap dengan timer detonator di kamar Taufik. Selain mencabut BAP, Muslihul juga membela Taufik. Ia mengatakan Taufik hanya seorang musisi yang tidak pernah bersentuhan dengan dunia politik. “Dia pernah menciptakan tiga buah lagu dan saya diminta untuk menerjemahkannya ke bahasa Aceh,” tegas dia. Mengenai tanggung jawab para tamu yang dibebankan kepada Taufik Abdullah, menurut Muslihul, beban itu seharusnya diberikan kepada Dokter Musali. “Karena Musali yang membawa mereka ke sini dan itu tidak sepengetahuan Taufik,” ujar dia. Kepada hakim, Muslihul juga mengaku tidak pernah mendengar tamu-tamunya membicarakan rencana peledakan di tempat manapun. Begitu juga dengan Taufik, lanjut Muslihul, tidak pernah terlihat mendiskusikan perihal apapun dengan lima orang tamu asal Aceh tersebut. “Saya yakin Taufik tidak bersalah,” katanya. (Ucok Ritonga-Tempo News Room)
Iklan
