Lambat laun, permintaan ini berkembang ke permohonan pelaksanaan peledakan bom di tiga tempat itu dengan ilmu kanuragan Ki Joko. TMII itu hanya menjadi tempat transaksi saja dan bukan tempat sasaran, ujarnya. Caranya, bom itu dipindahkan dari mobil Elize (Taxi Bluebird) ke mobil Kijang kepunyaannya.
Peledakan itu dimaksudkan untuk membunuh Jaksa Agung Marzuki Darusman dan Menperindag Luhut Panjaitan. Sedangkan Dirjen Pajak Mahfud Sidik, tidak harus mati. Jika dua sasaran utama --Marzuki dan Luhut-- itu mati, dia mengaku dijanjikan uang Rp 100 juta dan bonus sebesar Rp 1 Milyar. Tapi, jika dua orang itu masih hidup, saya harus mengulangi pemboman sampai mereka benas-benar mati, ujar Ki Joko.
Menurut Ki Joko, baru kali ini ia menerima order yang mengerikan dan dapat membunuh orang banyak. Menurut cerita Elize kepadanya, mereka akan melanjutkan aksi peledakan dengan menunggu hasil rencana pemboman tadi. Namun, saat didesak TEMPO Interaktif, Ki Joko menolak memberi jawaban tempat-tempat mana lagi yang dijadikan sasaran
Saat itu Ki Joko mengaku kaget dan tertegun. Ia lalu berpura-pura menyanggupi permintaan itu dengan harapan dapat memancing Tommy keluar. Dalam pikiran saya, mereka itu --Elize dan Tommy-- pembunuh berdarah dingin, ujarnya. Sebagai anak bangsa, ia mengaku tersentuh dan prihatin terhadap terhadap aksi teror semacam itu. Harus diingat, tidak semuanya dapat dibeli dengan uang, kata dia menambahkan.
Pengakuan yang berani ini, menurut dia, sudah dipertimbangkan resiko-resiko yang bakal menghampiri dia dan keluarganya. Ia pun mengaku bahwa teror sudah biasa diterimanya sejak membuka praktek paranormal. Saya tidak takut, dan saya tidak minta perlindungan dari polisi kok, ujarnya. Menurut Ki Joko, polisi melindungi dirinya dan keluarga sebagai wujud terima kasih mereka kepadanya.
Ki Joko mengakui belum pernah bertemu dengan Tommy. Hanya saja ia menduga, Elize menghubunginya karena disuruh Tommy. Barangkali dia mengetahui saya dari media, ujarnya. Beberapa media, aku dia, membuka konsultasi spiritual yang melibatkan dirinya. Ia juga mengklarifikasi bahwa Elize tidak menguasai ilmu kanuragan seperti dirinya. Kalau punya ilmu, kenapa datang kepada saya, ujarnya.
Berdasarkan cerita Elize kepada Ki Joko, Elize mengaku memiliki enam telepon genggam dengan nomor berlainan. Telepon genggam itu masing-masing untuk menghubungi penyandang dana (Tommy), orang umum, dan komunikasi antara Elize dengan Ki Joko. Elize pun memberi tahu tempat-tempat persembunyian Tommy selama ini. Ia suka berpindah-pindah dan selalu ditemani dua-tiga pengawalnya, kata dia menirukan keterangan Elize.
Sementara itu, dalam mempertinggi ilmu kanuragan, Ki Joko mengaku biasa bersemadi di gunung-gunung. Terakhir, ia baru saja mencari wangsit di Bali. Bahkan, menurut pengakuannya, dia pernah melakukan studi banding dengan paranormal di 7 negara Eropa yaitu Belanda, Swiss, Perancis, London, Roma Italia, dan Venesia. Satunya lagi lupa, ujarnya. Soal prestasi Ki Joko, November lalu ia mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) karena saat itu ia berhasil menggendam seratus orang hingga tertidur selama 10 menit di TMII.
Selama lima tahun, dari 1982 hingga 1987, ia dikenal sebagai aktivis Yayasan Suara Bangsa, sebuah LSM yang menangani masalah korban penembakan misterius. Aktivitas LSM ini bergerak dari kampus ke kampus. Kala itu, ia adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto Yogyakarta. Ki Joko pun mengaku acap kali keluar masuk tahanan.
Paranormal yang lahir pada 11 Juli 1963 itu mengaku berani membuka praktek paranormal secara terang-terangan setelah era Soeharto jatuh. Namun, saat ditanya mengenai istri dan anaknya, ia enggan menjawab. Itu terlalu pribadi, ujarnya sambil tertawa. (Istiqomatul Hayati)