Teror yang dilakukan diantaranya dengan melakukan demo rekayasa, dimana seolah-olah pengemudi Gamya menuntut agar direksi Gamya menaikkan tarif taksi. Teror lainnya dilakukan dalam bentuk penabrakan dan penyerempetan taksi Gamya, kata Mintarti, Kepala Biro Gamya, saat mendatangi balai wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (29/1).
Menurut dia, teror itu mencapai puncaknya dini hari tadi. Sekitar pukul 04.00, 24 orang dari Blue Bird berkumpul di depan pool Gamya di Cileduk. Selain melakukan unjuk rasa, mereka juga memblokir pintu gerbang. Sehingga, sejumlah taksi Gamya tidak bisa beroperasi. Kami tidak bisa beroperasi hingga polisi datang, ujar Mintarti seraya menambahkan akibat pemblokiran itu Gamya menderita kerugian yang tidak sedikit.
Sementara itu, Teguh Wijayanto, Humas PT Blue Bird membantah segala tuduhan Mintarti itu. Pihak kami tidak ada kepentingan sama sekali dengan apa yang dituduhkan Mintarti. Gamya masih satu group dengan perusahaan kami karena Blue Bird masih memiliki saham disana, ujarnya. Namun, ia mengakui kedua belah pihak sudah sepakat bahwa urusan operasional akan ditangani sendiri-sendiri. Selain juga ada kesepakatan bahwa Gamya tidak lagi menggunakan fasilitas reservasi dan pangkalan yang dimiliki Blue Bird. (Erwin Zahrie)