Massa bergerak sejak pagi dan diangkut ratusan truk, sebagian berkonvoi dengan sepeda motor dan kendaraan bermotor lainnya. Selain membawa spanduk dan poster yang berisi kemarahan terhadap Akbar Tanjung dan Amien Rais, tidak sedikit yang membawa pentungan.
Mereka awalnya menuju kantor kebupaten Tuban untuk mendesak Bupati Hindarto menandatangani pernyataan sikap yang menuntut pencabutan memorandum DPR,pembubabaran Golkar dan pengadilan terhadap anasir Orde Baru. Tapi, target itu tidak tercapai karena Bupati Hindarto tak berada di ruang kerjanya.
Dari kantor kabupaten, massa kemudian bergerak menuju kantor Golkar Tuban. Ketegangan segera merebak lantaran mereka ngotot meluluhlantakkan gedung partaiberlambang pohon beringin tersebut, seperti terjadi di Surabaya dan beberapa kota lain di Jatim. Niat tersebut berhasil dicegah aparat keamanan. Meski massa sempat melempari gedung dengan batu. Tapi tak sampai merusak bangunan.
Aksi memuncak setelah massa berhasil menancapkan spanduk besar yang bertuliskan: “Tanah dan Gedung Golkar Ini Disegel Rakyat.” Massa juga menempelkan pamlet-pamflet yang berisi hujatan terhadap Amien Rais, Akbar Tanjung dan anasir Orde Baru. Tak lama kemudian, aksi berangsur-angsur mereda dan massa meninggalkan lokasi. (Adi Sutarwijono)