Tidak hanya luka memar, jari kelingking tangan kanan Budi pun nyaris putus. Menurut Budi, jarinya terkena kepala ikat pinggang yang dipakai pelajar berkelahi. Akibatnya, ia sempat dibawa ke Institusi Gawat Darurat (IGD) RSCM guna memperoleh perawatan.
Kepala Polres Metro Jakarta Pusat, Mathius Salempang, kepada TEMPO Interaktif menyatakan kekesalannya. Ia menegaskan, aksi pelajar seperti itu seharusnya diawasi oleh para pendidik (guru). Namun, sayangnya, malah ada guru yang ikut tawuran.
Untuk itu, lanjut dia, Polres Metro Jakarta Pusat akan memperkarakan kasus ini sebagai penyerangan terhadap petugas. “Jelas-jelas anggota kami berseragam, kok diserang” kata Salempang.
Sementara itu, seorang pelajar bernama Saiful (16), pelajar kelas II SMU Muhammadiyah, ditahan berkaitan dengan tawuran tersebut. Saiful yang tinggal di Jalan Kramat Sentiong ditangkap karena menyerang Budi ketika dihalang-halangi berkelahi.
Tawuran antara SMU Muhammadiyah dan SMK Santo Joseph sudah seringkali terjadi. Letak sekolah ini pun berdekatan dan dipisahkan oleh, salah satunya, Polres Metro Jakarta Pusat.
Menurut keterangan petugas, tidak diketahui siapa yang memulai tawuran ini lebih dulu. Namun, ketika itu, Budi memang sedang berdinas seorang diri. Ia pun segera berupaya memisahkan kedua kelompok pelajar tersebut. Ternyata, seorang pelajar (Saiful) tetap nekad maju ke depan. Ia bahkan menantang Budi berkelahi satu lawan satu. Saat itulah, Budi terkena kibasan ikat pinggang Saiful. Berkaitan dengan tawuran itu, Salempang juga mengkritik para orang tua yang menyatakan bahwa anak-anaknya selalu bertingkah baik di sekolah. Padahal, tidak sedikit yang suka membolos dan tawuran. Karena itu, ia meminta agar para orang tua mengawasi kelakuan anaknya dengan seksama, termasuk guru di sekolah. (Dede Ariwibowo)