“Yakinlah saudara-saudara sekalian bahwa sebagian besar rakyat-tim-tim yang sekarang berada di Tim-Tim adalah orang kita,” jelas Abilio dalam acara temu kangen warga Tim-Tim dan Indonesia Timor yang berada di Jawa Tengah (Ja-Teng), di Gedung PPD I Jalan Veteran Semarang, Sabtu (17/2) malam pukul 22.20 WIB.
Menurut Abilio, mayoritas orang Tim-Tim itu terpaksa menetap di sana karena tidak memiliki kemampuan dan fasilitas untuk ikut mengungsi. “Kalian harus harus yakin bahwa sekuat apa pun, sekuat bangsa manapun, ia tidak akan bisa lebih kuat daripada doa kita bersama,” ujar sambil disambut tepuk-tangan lebih dari 800 peserta yang hadir.
Dijelaskan, semua warga Tim-Tim di Ja-Teng sudah mengetahui bahwa kelompok minoritas yang sekarang menguasai Tim-Tim dengan dukungan dunia internasional sebenarnya tidak mendapat dukungan dari rakyat Tim-Tim. Jadi, ia pun yakin kembalinya Tim-Tim hanyalah soal waktu.
Untuk itu, Abilio meminta bagi warga Tim-Tim yang berada di Ja-Teng untuk terus bersekolah dan bekerja, serta mendidik anak-anaknya dengan baik. Selain terus mengingatkan bahwa mereka adalah adalah keturunan orang Tim-Tim. “Bersatulah kalian, dengan demikian anda akan lebih kuat untuk memperjuangkan kembalinya Tim-Tim ke pangkuan ibu pertiwi,” ucapnya.
Abilio juga mengingatkan agar warga Tim-Tim tidak membuat kelompok tersendiri. Hal itu hanya akan membuat warga Tim-Tim terkesan ekslusif dan sulit diterima di kalangan masyarakat lain. Sebaliknya, di tengah-tengah perpecahan dan bencana, lanjut dia, bangsa Indonesia mau menerima orang Tim-Tim. “Buktinya, kita bisa menjadi pegawai di Jawa ini. Bahkan, di Kota Semarang ini ada yang sudah bisa menjadi lurah,” ujarnya.
Bagi Abilio, ini merupakan sinyal-sinyal untuk lebih memperkuat persatuan menjadi bangsa. Walaupun tanpa itu, menurut dia, pihaknya sudah menajdi orang Indonesia sejak awal 20 tahun silam.
“Cuma karena pada saat dunia internasional melihat Indonesia dalam keadaan koma baik di politik maupun ekonomi, lalu ia memanfaatkan momentum itu untuk mengamputasi Tim-Tim dari keseluruhan bangsa Indonesia,” tandasnya. (Ecep S Yasa)