Dari data yang dihimpun TEMPO Interaktif dari Polsek Piru maupun Koramil setempat, hingga Rabu sore kondisi keamanan di desa tersebut sudah kembali normal dan warga yang lari menyelamatkan diri ke hutan sudah kembali turun ke kampung.
Penyerangan pagi itu merupakan serangan ketiga kalinya dilakukan kelompok massa selama delapan bulan terakhir. Kepala desa setempat, Ralahalo, yang didesak aparat keamanan untuk bersama-sama dengan warganya dievakuasi keluar, menolak meninggalkan kampungnya. Sekali pun rumah-rumah pendudk sudah habis dibakar para massa penyerang.
Saat terjadi serangan, di lokasi hanya ada 18 personil keamanan dari Yonif 731 Kabaresi. Sehingga mereka tak mampu menahan gempuran massa yang diperkirakan berjumlah ribuan orang. Setelah empat jam berlangsung serangan, barulah tiba bala bantuan satu kompi dari Yongab.
Sebab-sebab terjadinya aksi serangan itu belum diketahui. Namun, yang pasti, konflik itu masih terkait erat dengan konflik-konflik sebelumnya. Puskemas Piru yang dikontak TEMPO Interaktif membenarkan adanya dua warga yang tertembak saat konflik dan kini dirawat intensif di Puskesmas tersebut. (Friets Kerlely)