Menurut Umar, untuk pasien normal, rawat inap setelah operasi usus buntu membutuhkan tiga sampai empat hari. Tetapi untuk Soeharto yang sudah berusia lanjut, kemungkinan membutuhkan waktu yang lebih lama. Menurut dia, kedatangan Soeharto ke rumah sakit sudah langsung untuk operasi, karena sejak di rumah, Soeharto sudah didiagnosa untuk dioperasi.
RSPP, jelas Umar, tetap memandang Soeharto selayaknya pasien lainnya. Terlepas dari tuduhan yang dialamatkan kepada Soeharto, Umar mengatakan pihaknya tetap memandangnya sebagai pasien RSPP yang harus dihormati.
Senin ini tamu yang menjenguk Soeharto adalah mantan Mensesneg Moerdiono, yang datang di RSPP sekitar pukul 10.50 WIB. Lima menit kemudian, jkuga datang menjenguk mantan Kabulog Bustanil Arifin. Sebelumnya, pada hari Sabtu dan Minggu, sudah datang membesuk, mantan Wapres Soedarmono, Probosutedjo, Prabowo, R. Hartono, IB Sudjana dan Sudwikatmono.
Ali Umar mengatakan bahwa ruang 604 yang ditempati Soeharto saat ini bukanlah ruangan yang khusus disediakan untuk Soeharto. Ruang ini disediakan bagi siapa pun pasien yang membutuhkannya. Misalnya, setahun lalu, ketika Soeharto diserang stroke, ia juga dirawat di ruang sama. Tahun lalu, ruang yang sama juga ditempati Bupati Tanah Datar, dan sehari sebelum Soeharto masuk, ruang itu ditempati anak dari salah seorang dokter RSPP bernama Joko Listiono yang juga operasi usus buntu.
Sementara itu, pagi harinya, Umar mengaku mendengar jika RSPP mendapat ancaman bom. Ia mengatakan mendengar informasi tersebut dari sekretarisnya, Tiesnalida.Namun ia tidak menanggapi serius ancaman itu. “Biasa, itu orang iseng,” kata dia.
Menurut Umar, ia tidak menangani langsung ancaman itu, karena menurutnya ada bagian tersendiri yang menanganinya. Terhadap Soeharto, pihaknya juga tidak melakukan pengamanan khusus, sebab hal itu sudah diatur tapi oleh Polri.
Berdasarkan informasi yang diterima TEMPO Interaktif, ancaman itu diterima petugas RSPP sekitar pukul 11.00 oleh operator telepon bernama Yeyen. Namun sampai pukul 14.45, tidak melihat pasukan Gegana yang datang untuk memeriksa RSPP. (Jobpie Sugiharto)