Cancio dimintai pendapatnya berkaitan dengan pemberlakuan Status Siaga V di NTT oleh Dewan Keamanan PBB yang hingga saat ini belum dicabut kembali, meskipun sudah ada tuntutan dari masyarakat dan pemerintah Indonesia. Menurut dia, status Siaga V itu bisa dicabut apabila kondisi keamanan di Timor Barat sudah membaik.
Tetapi, dia tidak setuju kalau pemberlakuan Status Siaga V semata-mata disebabkan kehadiran PPI di wilayah itu. Sebab, kata Cancio, selain PPI, konsentrasi TNI di hampirseantero Timor Barat sangat transparan untuk memberikan citra kepada PBB bahwa situasi keamanan di perbatasan memang rawan.
Karena itu, Cancio sangat mengharapkan adanya perubahan sikap dari TNI terhadap masyarakat setempat, termasuk pengungsi Tim-Tim. Ia juga meminta agar PPI jangan selalu dikambing hitamkan. "Sebab, apa yang kami lakukan sebenarnya untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat Indonesia," kata dia. Menyinggung upaya rekonsiliasi masyarakat Tim-Tim, Cancio menegaskan bahwa dirinya sangat yakin akan perjuangannya selama ini. Sebab, pihaknya selama initelah memilih cara-cara diplomatik untuk menyelesaikan masalah Tim-Tim. "Masalah Tim-Tim akan selesai kalau semua pihak, baik kelompok pro-kemerdekaan mau punintegrasi mau menerima rekonsiliasi dengan tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki masing-masing pihak. Orang Timor tidak boleh berpikir ada yang kalah dan menang," kata Cancio. (Cyriakus Kiik)