Penyambutan oleh sejumlah Ketua Fraksi atau anggota Dewan ini di luar kebiasaan protokoler wakil presiden atau kepala negara selama ini. Biasanya yang turut menjemput presiden atau wapres adalah anggota kabinet dan dari kalangan militer.
Kedatangan mereka memperkuat bisik-bisik yang santer sepanjang Kamis ini, yakni ada pergerakan penggalangan dukungan politik bagi Megawati untuk mengambil alih kepemimpinan nasional. Kabar tersebut diperkuat dengan berlangsungnya pertemuan puluhan perwira tinggi TNI AD di Mabes AD. Meski, KSAD Jendral Endriartono Sutarto kemudian menyatakan bahwa pertemuannya dengan 95 perwira tinggi Angkatan Darat adalah untuk penegasan militer tidak terlibat praktis.
Kepada Ketua fraksi yang ikut menyambut Wapres, wartawan sempat mempertanyakan apakah kedatangan mereka itu merupakan dukungan bagi Megawati sebagai calon presiden RI. Hal ini dielakkan masing-masing ketua Fraksi dengan mengatakan bahwa mereka mendukung tindakan Mega dalam lawatannya ke lokasi pertikaian. Kami datang memberikan kehormatan terhadap kesungguhan, keberanian dan rasa tanggung jawab beliau (Mega) dengan turun ke Kalimantan pada hari ini, ujar Ali Marwan.
Ditanya tentang tindakan yang tidak biasa itu, Ali Marwan secara diplomatis mengatakan, Masalah dukungan, hanyalah dukungan konstitusional. Yakni, apabila Presiden berhalangan, maka yang menggantikan adalah Wakil Presiden, tidak ada pilihan lain, tegas dia.
Dalam kesempatan sama, Ketua DPR Akbar Tandjung juga sempat ditanya tentang hal yang sama oleh wartawan. Menurut Akbar, kedatangan para ketua Fraksi itu untuk menunjukkan kepada Mega bahwa fraksi-fraksi tetap kompak dan bersama-sama, walau tidak perlu dikatakan sebagai aliansi permanen.
Tentang tindakan Presiden Wahid yang tidak mengurungkan lawatannya ke luar negeri, Akbar mengatakan, Gus Dur mungkin menganggap hal ini adalah biasa-biasa saja. Tapi, kalau dilihat secara objektif, dan saya juga melihat begitu, ini masalah serius. Ratusan orang yang mati, tukas Akbar. (Kurie Suditomo)