Menurut Wimar, saat ini mayarakat seakan-akan lupa untuk membicarkan hal-hal yang besar. Padahal pada masa transisi seperti saat ini, merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan hal-hal yang besar seperti nasionalisme, bagaimana menjalankan negara yang sosialis atau yang berprinsip pada agama dan bagaimana pula bila negara tanpa militerisme.
Untuk itu, Presiden Abdurrahman Wahid, melalui Menkopolsoskan Susilo Bambang Yudhoyono, akan membentuk suatu forum rekonsiliasi berskala nasional. “Forum tersebut berisi tokoh-tokoh masyarakat yang akan membicarakan hal-hal yang fundamental sebagai acuan perjalanan bangsa selanjutnya,” tutur Wimar.
Sebagai langkah awal, Susilo Bambang Yodhoyono, menurut Wimar, akan mengumpulkan sepuluh orang sebagai penggagas awal. Di antara sepuluh orang tersebut, yang terkumpul baru tiga nama, yaitu, Emil Salim, Mubiarto, dan Selo Sumardjan. Kesepuluh orang tersebut nantinya, sambung Wimar, diharapkan akan terkumpul dalam waktu sepuluh hari dan selanjutnya akan bertugas menentukan format, materi, peserta, dan agenda diskusi. Sementara itu, untuk menghilangkan kesan adanya suatu pertikaian antara legislatif dan eksekutif, Presiden dalam waktu singkat akan mengeluarkan surat jawaban memeorandum I kepada DPR. Surat itu, papar Wimar, masih sedang dirumuskan oleh Menteri Pertahanan, Mahfudz M.D. Dan kemudian akan dipersiapkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan selanjutnya surat tersebut akan dibahas bersama-sama dengan Wapres Megawati pada kesempatan makan pagi di kediaman Wapres di Jl. Dipenogoro Rabu (14/3) depan.
Mengenai seperti apa surat jawaban memorandum tersebut, Wimar mengaku tidak tahu persis. “Yang jelas akan diketahui oleh publik,” kata Wimar. (Siti Maruyah)