Empat KRI yang dikirim beberapa hari yang lalu juga tidak mempunyai misi khusus. “Itu pergantian biasa,” kata Franky. Ketika didesak apakah keberadaan kapal perang itu adalah untuk mendukung operasi militer terhadap Aceh, Franky mengatakan bahwa masalah Aceh adalah masalah yang sudah ada sejak lama. “Ada atau tidak ada operasi militer, kapal perang TNI tetap siaga disana,” ujar dia. Kadispen TNI AL itu menjelaskan bahwa pasukan Marinir yang terlatih untuk melakukan perang amphibi memang sering melakukan latihan perang rutin di tempat-tempat tertentu termasuk Aceh.
Mengenai keberadaan kapal induk AS, USS Kitty Hawk yang sedang bersandar di Singapura, Franky mengatakan bahwa itu adalah kunjungan persahabatan biasa. Kadispen juga membantah kalau pengiriman kapal perang RI ke perairan Aceh adalah untuk memantau kegiatan kapal induk AS tersebut. “Buat apa dipantau, mereka enggak mungkin intervensi kok,” tegas Franky. Ia menjelaskan bahwa setiap pelayaran kapal laut asing wajib mematuhi international law ketika memasuki wilayah perairan suatu negara. “Jadi, mereka pasti ijin dulu kalau mau masuk wilayah perairan kita,” kata dia.
Lebih lanjut Franky menjelaskan, semua negara sahabat Indonesia setuju bahwa Aceh adalah bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Jadi Amerika enggak mungkin ikut-ikutan dalam menyelesaikan masalah Aceh,” tegas Franky. (Yudopramono)