Ide mempertemukan keempat tokoh itu di hadapan forum rektor beberapa waktu lalu, tanpa agenda yang jelas. Menurut Mutis, para elite politik harus segera menciptakan suasana dialog untuk memecahkan masalah yang dihadapi seluruh lapisan masyarakat. Agenda pembicaraan terpenting adalah mencari solusi keterpurukan ekonomi nasional. “Jumlah penganggur nyata sudah 40 juta orang,” tandasnya. Namun demikian, dia mempersilakan jika ada agenda pembicaraan lain dalam rencana pertemuan itu. “Kalau mau turun, silakan turun baik-baik,” kata Rektor Usakti ini.
Eksekutif dan legislatif diharapkan mempergunakan forum dialog sebagai sarana pemecahan konflik secara beradab dan tanpa kekerasan. “Upayakan solusi secara damai,” kata dia.
Sementara Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa IPB, Irfan, dan Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Andre Sosiade, skeptis atas rencana pertemuan tersebut. “Kami sudah kehilangan kepercayaan kepada elite politik. Karena kebanyakan mereka telah mengkhianati amanat reformasi. Kalau mau dialog, jangan hanya mengandalkan empat orang saja,” ujar Irfan menegaskan.
Mahasiswa Fakultas Pertanian itu mengusulkan agar pertemuan itu melibatkan pula banyak kalangan. Hal ini dilakukan agar para elite benar-benar mengerti permasalahan yang tengah dirasakan oleh masyarakat. “Kalau perlu warga di pedalaman juga dilibatkan,” tambahnya.
Hampir serupa dengan Irfan, Andre, Presiden mahasiswa Trisakti mengatakan bahwa nasib bangsa bukan ditentukan oleh hanya empat orang saja. Dia pun menyatakan penolakannya terhadap rencana itu jika dilakukan hanya sebagai upaya konspirasi dan bagi-bagi kekuasaan semata. “Ingat nasib kita berada pada kita sendiri. Dan ingat pula, konspirasilah yang telah menaikkan GusDur dan mungkin karena konspirasi pula Gus Dur akan jatuh,” tegas Andre.
Sementara itu, menanggapi pernyataan kedua pemimpin mahasiswa tersebut, pakar hukum Prof. Dr. Tb.Ronny R. Nitibaskara mengatakan, untuk saat ini, pertemuan para tokoh politik harus melibatkan empat orang tokoh yakni Amien Rais, Akbar Tandjung, Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri. “Empat tokoh itu mau tak mau harus diikutkan, tapi tidak bisa dijadikan andalan. Kita berharap agar mereka (empat tokoh itu) mau melepaskan baju kepentingannya demi bangsa ini,” jelas dia.
Ronny menambahkan, saat ini sudah waktunya bagi keempat tokoh itu untuk berkorban dan mengubah perilaku mereka. Dengan demikian, lanjutnya, diharapkan akan tercapai suatu titik terang. “Tentunya dengan bantuan dari tokoh-tokoh yang lain,” tambah dia. Namun, kata Ronny, pertemuan empat tokoh tersebut tidak akan menjamin dapat memecahkan masalah nasional. “Bisa akan muncul konflik baru,” ujarnya.
Menanggapi pertanyaan Tempo akan adanya kalangan elite yang menyatakan bahwa jika Wakil Presiden Megawati naik menggantikan Gus Dur, akan mendapatkan jaminan tidak akan diganggu kepemimpinannya hingga tahun 2004, Ronny menyesalkan hal itu. “Kita tahulah apa yang diinginkan di balik pernyataan tersebut,” ujarnya tersenyum. (Jhony Sitorus/Arinto Wiryoto)