Dalam pertemuan yang akan berlangsung beberapa hari lagi ini, kata Presiden Wahid, mereka akan membahas upaya menyelamatkan negara. Mereka akan merumuskan bagaimana sebaiknya negara ini diatur. “Bukan dengan perkelahian tetapi dengan perembukan dan musyawarah,” ujarnya. Dari pertemuan ini, lanjut Presiden,diharapkan upaya membawa bangsa ke arah yang lebih baik dapat tercapai.
Sikap optimis Presiden Wahid itu, langsung disambut dengan tepuk tangan dan teriakan “Amin!” dari para pendukung PKB. Presiden pun menjawab sambutan itu dengan mengatakan, “Amin, amin…kalau saya bilang, ‘Amin,’ bukan berarti saya mendukung PAN.”
Presiden menambahkan, sebelum para tokoh nasional ini bertemu, lebih dulu beberapa tokoh yang berada dalam partai-partai di DPR akan mengadakan pertemuan awal. Sebelumnya, Kamis (19/4) lalu, Menteri Luar Negeri, Alwi Shihab, usai bertemu dengan Presiden Abdurrahman Wahid di Bina Graha, mengatakan pertemuan para tokoh di DPR akan berlangsung Sabtu besok (21/4).
Lebih lanjut, dalam kesempatan itu, Presiden juga menegaskan berbagai upaya DPR yang terus menerus ingin menjatuhkan dirinya hingga saat ini, tidak akan dibalasnya dengan kekerasan. Presiden mengatakan, ia akan memilih memberi maaf. “Saya akan mengutamakan pemberian maaf ini, kepada mereka yang melakukan tindakan tidak karu-karuan itu,” kata dia. Sikap ini, paparnya, diambil sesuai dengan prinsipnya untuk selalu berpegang kepada ajaran fikih yang menurutnya merupakan ajaran Islam yang benar.
Beberapa waktu lalu, Presiden menceritakan, ia bertemu dengan para ahli tasawuf. Ahli-ahli tasawuf itu, lanjutnya, menyarankan agar ia bersikap keras terhadap para elite politik nasional yang terus berusaha menggoyang kewibawaannya. Namun, saran itu ditolak dengan tegas oleh Presiden. Kepada para ahli tasawuf itu, Presiden malah menyatakan tidak akan membalas tindakan para elite itu dengan kekerasan. Ia akan mengikuti saran KH. Abdullah Fakih, pimpinan Pondok Pesanteren Langitan, Tuban, agar memberikan maaf atas semua tindakan para elite politik tersebut.
“Waktu itu, Kiai Abdullah bilang, ‘Apa yang mengenai kalian saat ini adalah buah tangan kalian. Tapi Tuhan lebih suka kalau kamu memberikan maaf.’ Ya, sudah, saya ikuti,” tutur Presiden Wahid.
Gus Dur mengakui untuk hal-hal yang bersifat pribadi ia memang mengandalkan isyarat-isyarat dari ahli tasawuf. Menurutnya, untuk hal yang bersifat pribadi, para ahli tasawuf itu sangat toleran dan mampu menyantuni sesamanya. Namun, untuk hal yang bersifat kenegaraan dan masyarakat, Presiden menegaskan dirinya hanya akan mengikuti ketentuan fikih Islam.
Acara peresmian DPW PKB yang berlangsung Jumat (20/4) ditandai dengan pelantikan sejumlah pengurus DPW PKB. Terpilih sebagai Ketua DPW PKB Banten, DR HM Yusuf Amir Faisal, yang juga suami dari artis kondang, Hetty Koes Endang. Selain itu, hadir pula Ketua Umum DPP PKB yang juga Wakil Ketua MPR, Matori Abdul Djalil; Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB yang juga Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar; Pejabat Gubernur Banten Hakamuddin Djamal; dan mantan Menteri Pembinaan BUMN, yang juga ketua PBNU, Rozy Munir.
Usai meninggalkan tempat berlangsungnya acara, saat menuju Mesjid Islamic Centre Banten, rombongan Presiden Abdurrahman Wahid sempat dihadang oleh demonstran. Para demonstran tersebut mengatasnamakan dirinya Badan Eksekutif Mahasiswa Propinsi Banten. Namun, akhirnya pengunjuk rasa itu ‘dipukul mundur’ oleh ratusan anggota Garda Bangsa dari PKB yang datang membubarkan mereka.(Oman Sukmana)