Selain itu, presiden juga berencana mengajak Wakil Presiden Megawati dan Akbar untuk bersama-sama hadir dalam pembacaan pidato tersebut. “Beliau merencanakan Ibu Mega dan saya untuk sama-sama di situ,” kata Akbar yang ditanya wartawan seusai pertemuan tersebut berlangsung. Pertemuan Akbar dengan Presiden hanya berlangsung sekitar 15 menit, seusai pelantikan sebelas anggota KPU di Bina Graha, Jakarta, Selasa (24/4).
Ketika ditanya, apakah akan memenuhi ajakan presiden tersebut, Akbar menjawab,”saya sedang mempertimbangkan apa relevansinya saya hadir di situ. Lihat dulu itunya (relevansinya). Saya juga perlu konfirmasi dulu dengan Ibu Mega.”
Akbar menjelaskan, jika isi pidatonya tentang pemerintahan, maka tidak ada relevansinya hadir dalam penyampaian pidato itu.”Saya harus mempertimbangkan, saya perlu tahu dalam rangka apa, kalau soal pemerintahan apa saya relevan untuk di situ. Jadi itu harus dilihat posisinya masing-masing,” kata Akbar.
Akbar mengaku tidak mengetahui isi pidato yang akan disampaikan presiden tersebut sehingga harus mengecek lebih dahulu ke juru bicara kepresidenan, Wimar Witoelar. Akbar juga belum mengetahui, melalui stasiun televisi mana acara pidato itu akan disampaikan.
Soal tidak disebutkannya nama Ketua MPR Amien Rais yang tidak disebutkan presiden. Akbar mengaku tidak tahu mengapa presiden tidak mengajak Amien Rais. “Saya tidak tahu, beliau tiba-tiba saja mengatakan begitu. Saya tidak berani nanya (tentang Amien Rais) lebih jauh. Saya tidak menduga ada ucapan seperti itu,” kata Akbar.
Dalam pertemuan tersebut, papar Akbar, ia dan Presiden membicarakan hal yang ringan-ringan saja. ”Yang ringan-ringan saja. Tidak membicarakan tentang pertemuan empat tokoh juga tidak membicarakan masalah lainnya. Yang ringan-ringan saja.” (Siti Marwiyah)