Deklarasi Jakarta, yang merupakan satu-satunya deklarasi yang akan dikeluarkan setelah 10 kali KTT G15, merupakan bentuk kerjasama teknologi informasi dan komunikasi antarnegara selatan-selatan sebagai suatu sikap masing-masing negara terhadap perkembangan globalisasi di bidang tersebut. “Deklarasi tersebut menjadi suatu bentuk sharing informasi dan teknologi agar negara G15 tidak ketinggalan dengan negara-negara asing lainnya, yang notabene sudah lebih dahulu maju di bidang ini,” ujar Makarim.
Negara-negara yang tergabung dalam G15, lanjut Makarim, dalam tiap KTT-nya selalu membahas bagaimana posisi G15 dalam percaturan politik, sosial, dan ekonomi dunia. “Dari situ muncul berbagai masalah yang akan menjadi public interest dalam konferensi. KTT kali ini, mengangkat tema teknologi informasi agar negara selatan-selatan, selain mampu mengantisipasi perkembangan dunia, dapat meningkatkan bargaining position-nya,” jelas dia.
Masalah prasarana teknologi informasi dan komunikasi, legal frame work intranet, banking security, serta berbagai hal yang terkait dengan teknologi informasi yang menjadi karakteristik unggulan tiap-tiap negara G15 akan dibahas secara mendetail dalam KTT. Sehingga, kemungkinan kerjasama ekonomi dan teknologi antarnegara dipastikan muncul dari pembicaraan-pembicaraan itu. “KTT ini merupakan proses saling tutor antarnegara berkembang,” tegas Makarim.
Kemacetan komunikasi utara selatan, imbuhnya, memerlukan dorongan politik yang tinggi untuk sampai pada solusi yang menguntungkan negara kawasan selatan. Jadi, lanjutnya, yang dapat dimanfaatkan sekarang adalah kerja sama selatan-selatan, dan G15 memiliki potensi untuk mengisi kelemahan-kelemahan yang dimiliki negara kawasan selatan akibat macetnya komunikasi antara utara-selatan.
KTT G15 ke XI yang akan berlangsung di Jakarta Convention Center ini rencananya akan dihadiri oleh 8 kepala negara, 4 wakil kepala negara, serta 6 menteri luar negeri. Negara-negara tersebut yakni Aljazair, Argentina, Brasil, Cili, Kolumbia, India, Iran, Jamaika, Kenya, Malaysia, Mesir, Meksico, Nigeria, Peru, Senegal, Sri Lanka, Venezuela dan Zimbabwe. KTT berlangsung dari tanggal 26 hingga 31 Mei. (Sri Wahyuni)