Didi menjelaskan, Wakapolri Komisaris Jenderal Chaeruddin Ismail akan disatu-kotakkan dengan Kapolri Jenderal S Bimantoro. Saat ini, kata dia, sedang diatur oleh Detasemen Mabes Polri soal job description dan penempatan ruangan yang terbaik bagi Chaeruddin sebagai Wakapolri yang disebutkan oleh Didi memiliki integritas intelektual dan komitmen moral yang tinggi.
Kemungkinan terjadinya overlaping antara Wakapolri dengan Sekjen, menurut Didi, akan disikapi secara profesional oleh anggota Polri. Ditambahkan pula, Chaeruddin akan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan situasi perkembangan saat ini dan validasi Keppres 54 Tahun 2001, posisi Wakapolri paling ideal jika satu kotak dengan Kapolri. Namun, Didi sendiri mengaku belum mengetahui bentuk dari surat keputusan penunjukkan Chaeruddin Ismail sebagai Wakapolri. “Tapi yang paling penting adalah bagaimana memberikan pelayaan yang terbaik bagi masyarakat,” tukasnya.
Ketika ditanya mengenai sikap para jenderal terhadap penonaktifan Bimantoro, Didi mengatakan, sikap para jenderal itu bukan an sich kepada pribadi Bimantoro, tapi sikap yang ditunjukkan Bimantoro untuk menolak mundur karena memang bukan kapasitas Bimantoro untuk mundur. Apalagi, tambahnya, sikap Bimantoro tersebut sesuai komitmen 102 jenderal pada 15 Mei 2001 yang menyatakan Polri tidak mau dipolitisir. “Dan ditandatangani termasuk oleh Bimantoro dan Chaeruddin sendiri,” kata Didi.
Disinggung mengenai pertemuan antara Chaeruddin dengan Bimantoro tadi pagi, Didi mengatakan, suasananya cukup santai meskipun Didi sendiri tidak hadir. Dijelaskannya, pertemuan itu merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya dan tidak ada masalah di antara mereka. (Istiqomahtul Hayati)