Pimpinan MPR sengaja memanggil Bimantoro untuk mendapatkan informasi tangan pertama mengenai pe-non-aktifan dirinya dari jabatan Kapolri. Dalam konferensi pers usai pertemuan, Amien didampingi pimpinan MPR lainnya: Sutjipto (F-PDIP), Ginandjar Kartasasmita (F-PG), Husni Thamrin (F-PPP) dan Hari Sabarno (F-TNI/Polri).
Isi pembicaraan Bimantoro di hadapan delapan pimpinan fraksi berkisar sikap Kapolri yang tetap berniat menjaga kekompakan dan keutuhan di lingkungan Polri. Polri bertekad terus bertugas sebagai alat negara yang menjamin keamanan negara. ”Kebulatan tekad Pak Bimantoro dan jajarannya untuk membangun Polri merupakan sikap yang sangat bagus,” puji Amien.
Pertemuan MPR dengan Kapolri juga menyepakati untuk menjaga ketenangan masyarakat secara nasional. ”Masyarakat jangan sampai resah atas masalah di tubuh pimpinan Polri,” tutur dia.
Bimantoro, seperti dikutip Amien, mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dirisaukan antara Kapolri non-aktif Surojo Bimantoro dan Wakapolri Chairuddin Ismail. ”Hubungan antarpribadi mereka masih baik,” paparnya.
Sehubungan dengan pernyataan Agum Gumelar bahwa bulan Agustus depan Bimantoro sudah memasuki masa persiapan pensiun (MPP), Amien tak mau memberi komentar. ”Saya tidak mau memasuki wilayah itu. Biarkanlah DPR yang mengurusi itu,” kata dia.
Amien juga tak mau berkomentar: apakah Gus Dur telah melanggar Tap MPR Nomor VII/MPR/2000 atau tidak. Pihaknya merasa tak berhak mejawab hal itu, karena lembaga yang berwenang mengontrol lembaga kepresidenan adalah DPR. ”DPR yang mengontrol perbuatan presiden. Kami tidak bisa menjawab, meski sudah tahu itu melanggar ketetapan MPR,” kata dia.
Bimantoro sendiri usai bertemu pimpinan MPR langsung bergegas menghindari kejaran pers dengan menggunakan pintu belakang. Ini kali kedua wartawan terkecoh saat memburu Bimantoro. Sebelumnya, Selasa (5/6), ketika diundang Ketua DPR Akbar Tandjung dia melakukan hal serupa. (Jhonny Sitorus)