Effendy Choirie, anggota Komisi I dari FKB, mengklaim kelompoknya yang sah untuk turun ke kantong pendukung Presiden Abdurrahman Wahid itu. "Tim DPR ini mengusut kasus tersebut. Sedang kelompok lainnya ilegal," ujar Effendy menuding kelompok Fatwa. Dalam tim Komisi I DPR itu juga terdapat Joko Susilo (Fraksi Reformasi asal PAN), Rusdi Hamka (PPP), Paulus Widiyanto (PDIP), dan satu lagi dari Partai Golkar. Sedang tim AM Fatwa, terdapat juga politisi dari PPP, PDIP dan Partai Golkar.
Sehari sebelumnya, usai bertemu Gubernur Jatim Imam Utomo, Fatwa menjelaskan tim lintas partai yang dipimpinnya itu tidak punya maksud apa pun datang Pasuruan selain untuk membesarkan hati kalangan yang menjadi korban kerusuhan. Sebagaimana diketahui, selain dua kantor PDIP dibakar, aset perguruan Muhammadiyah dirusak, juga Gereja GPIB dibakar dan dua gereja lain dirusak massa. "Kami akan datang ke tempat-tempat korban kerusuhan," ujar Fatwa.
Bukan hanya Effendy Choirie, Ketua DPW PKB Jawa Timur Choirul Anam juga berang dengan kedatangan tim AM. Fatwa. "Kedatangan mereka justru membingungkan, karena tim resmi dari DPR juga datang," cetus Anam kepada wartawan usai pertemuan kalangan ulama, tokoh agama dan partai politik di Jatim dengan Menko Polsoskam Agum Gumelar, Mendagri Soerjadi Soedirja, Menhan Mahfud MD dan Kaster TNI Letjen Agus Widjojo.
Berbeda dengan sikap tim Fatwa yang mendukung tindakan keras aparat polisi, Anam justru menilai telah terjadi pelanggaran HAM terhadap kalangan pendukung Gus Dur di Pasuruan saat unjuk rasa. Ia mengatakan itu berdasarkan temuan tim investigasi PKB Jatim.
Sementara itu, tim Komnas HAM yang beranggotakan Sugiri, Muhammad Salim dan Nur Anwar, juga telah memulai melakukan penelusuran lapangan. Mereka datang ke tempat-tempat yang menjadi lokasi kerusuhan dan bentrokan antara aparat dan massa. Tim ini juga menuju sekitar gedung bioskop Kemala, yang menjadi tempat penembakan polisi hingga membuat Fatchan tewas. Tapi, mereka tidak menemukan warung kopi yang disebut-sebut sebagai tempat cakruk (duduk-duduk, red) korban sebelum pecah kerusuhan dan terjadi penembakan polisi yang menyasar tubuhnya. (Adi Sutarwijono)