Menurut Kepala Biro Protokol Presiden, Wahyu Muryadi, kepada pers di Bina Graha, Jumat (2/6), pesawat dijadwalkan lepas landas pada pukul 21.30 WIB dan tiba di Canberra Australia pukul 07.30 waktu setempat. Di sana, Presiden akan berganti pesawat dengan Boeing 737 dari pemerintah Australia.
Menurut Duta Besar Australia, Richard Smith, yang menghadap Presiden Wahid di Istana Merdeka, Kamis sore, kunjungan Presiden Wahid ini mempunyai nilai simbolik bagi sejarah hubungan RI-Australia. Smith mengatakan, Australia melihat kunjungan Presiden Wahid ini sebagai kunjungan bersejarah. “Ini kunjungan pertama oleh Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an,” kata dia.
Selama berada di Australia, Presiden Wahid dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Australia, John Howard, dan tokoh oposisi Kim Beazly. Acara lain yang akan dihadiri oleh Presiden adalah pertemuan dengan Australia Trade Indonesian Business Council dan Canberra Indonesian Teacher Association (Perhimpunan Guru Bahasa Indonesia Canberra). Sejumlah pengusaha Australia juga dijadwalkan akan bertemu Gus Dur.
Dari Australia, Presiden Wahid akan bertolak ke Selandia Baru pada 27 Juni. Dalam kunjungan di Selandia Baru, Presiden akan mengadakan pembicaraan dengan PM Selandia Baru yang baru, Dame Sylvia Cartwright, dan berceramah di hadapan Forum Asia 2000 Foundation of New Zealand. Ceramah Presiden mengambil topik “The Role of Islam in Indonesias History and Current Political System in Indonesia.”
Dalam perjalanan dari Selandia Baru, Presiden akan singgah di Darwin untuk menghadiri forum bisnis perdagangan. Selanjutnya, dari kotan di Utara Australia ini, Gus Dur dijadwalkan terbang ke Manila, Filipina. Di sana ia akan bertemu dengan Presiden Filipina Gloria Maccapagal Aroyo untuk membicarakan hubungan kedua negara di Istana Malacanang sebelum kembali ke tanah air, Jumat 29 Juni 2001, sekitar pukul 15.00. (Dian Novita)
Baca Juga: