Siang hari sekitar pukul 11.00, ratusan masa terlihat mendekati Kampus Unas dari dua arah, masing-masing dari depan Balai Rakyat Pasar Minggu dan dari arah Jl Pejaten Raya. Tak lama kemudian, masa yang berada di dua titik tersebut merangsek masuk dan mulai melakukan tindakan-tindakan yang menyulut kemarahan Mahasiswa Unas. “Mahasiswa yang berada dalam kampus langsung keluar memberikan perlawanan. Lalu terjadilah perang batu yang menyebabkan lima mahsiswa Unas terluka,” ujar Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas, Hasto Atmodjo.
Hasto menduga kejadian tersebut berkaitan dengan pertandingan futsal yang diadakan mahasiswa FISIP Unas. Senin kemarin (25/6), tim Unas bertanding melawan tim Universitas Darma Persada. Usai pertandingan, kata Hasto, terjadi bentrokan antar suporter Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) dengan mahasiswa Unas. Sore harinya, masa berkumpul di Balai Rakyat Jl Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, namun tidak terjadi bentrokan susulan setelah petugas keamanan menghalau masa yang diduga mahasiswa ISTN tersebut.
Hasto menyesalkan kejadian tersebut. Ia mengakui kecerobohan yang dilakukan panitia penyelenggara futsal. Mahasiswa ISTN, kata Hasto, ternyata memanipulasi tanda tangan Pembantu Rektor III ISTN. Hal itu diketahui ketika Hasto mengecek kembali kepada Purek III ISTN yang bersangkutan, “mereka menyangkal telah mengirim delegasi untuk mengikuti even ini. Hasto mengaku sudah mengontak pihak ISTN untuk membicarakan masalah itu. Namun dia belum bisa memastikan kapan pertemuan akan dilakukan.
Warga di sekitar kampus Unas turut memberi bantuan kepada mahasiswa untuk menghalau para penyerang dengan berbagai macam alat untuk menyerang lawan. Situasi, menurut Kapolsek Pasar Minggu, Ajun Komisaris Pol. Umar Efendi, berhasil dikendalikan sekitar pukul 15.30 Wib. “Kami masih berjaga-jaga situasi kalau-kalau terjadi serangan susulan. Namun kami harap hal itu tidak ada,” tegas dia.(Suseno)