Dalam pertemuan sambil sarapan pagi itu, Burhanuddin ditemani Direktur IMF untuk Asia Pasifik Anoop Singh, Kepala Perwakilan IMF untuk Indonesia John Dodsworth, Staf Ahli Menko Perekonomian Dipo Alam.
Burhanuddin menyebutkan bahwa pertemuan berjalan positif dan pemerintah yakin pembahasan LoI dapat diselesaikan dalam satu pekan. Menurut dia, Presiden juga berpesan agar usaha menstabilkan moneter dan fiskal dapat terus dijalankan.
Optimesme juga terlihat pada Ketua Tim Negosiasi Indonesia denganIMF, Dipo Alam. Menurut dia, IMF telah menganggap Indonesia sebagai top priority (prioritas utama). Dipo mengatakan, hal itu muncul dalam pesan dari Deputy Managing Director IMF, Stanley Fischer, kepada Presiden Wahid yang disampaikan oleh Anoop Singh. Indonesia, kata Dipo mengutip Anoop, adalah salah satu top priority IMF untuk segera dibantu program pemulihan ekonominya. Singh juga menyampaikan salam Fischer untuk Presiden. Menanggapi hal ini, Gus Dur mengucapkan terima kasih dan meminta agar komunikasi terus dijalankan.
Presiden juga berpesan, bahwa yang terpenting dari semua, bukan jumlah pinjaman yang US$ 400 juta. Tapi, mengucurnya dana ini akan meyakinkan negarra-negara donor, seperti yang tergabung dalam Paris Club untuk memberikan bantuan kepada Indonesia.
Dalam pertemuan selama satu jam itu, Dipo kembali memastikan bahwa tidak ada pembicaraan mengenai amandemen pasal 75 Undang-Undang BI. (Dian Novita)