Menurut Azwar, salah seorang mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekitar pukul 22.30 Monalisa sempat pingsan,”dia memukul-mukul kepala karena merasa sakit dan sempat pingsan,” ujar Aswar. Melihat kondisinya, teman-teman Monalisa sesama mahasiswa membawa Monalisa ke Rumah Sakit (RS) Agung, Manggarai, Jakarta Selatan.
Aswar dan teman-temannya sudah menyarankan agar Monalisa makan. Namun Mona, panggilan Monalisa, menolak dan meneruskan mogok makannya.
Di RS Agung, dokter yang menangani Monalisa pun menganjurkan agar makan, namun Monalisa tetap menolak. Monalisa harus diinfus di Unit Gawat Darurat (UGD).”Dokter mengatakan bahwa lambungnya tidak parah. Tapi kalau Mona terus tidak mau makan, dokter bilang lambungnya bisa kering dan sakitnya akan makin parah,” ujar Dodo, mahasiswa Universitas Nasional yang turut mengantar Mona ke RS Agung.
Menurut Azwar, kejadian ini tidak akan membuat pupus perjuangan mereka. Mogok makan akan terus dilakukan. Mereka tetap menuntut agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diturunkan dan segera dipenuhi pemerintah.”kita akan terus melakukan mogok makan ini, hingga BBM diturunkan,”tegas Azwar.
Hingga saat ini, masih ada sembilan orang yang mogok makan di Komnas HAM. Kesembilan mahasiswa itu Ray (Universitas Kristen Indonesia), Ardi (Sekolah Tinggi Teologi Jakarta), Buyung (Aliansi Pemuda Pelajar Revolusioner), Dede (aktivis Ampera dan mahasiswa Universitas 17 Agustus Cirebon), Boy (aktivis Forum Komunikasi Mahasiswa Bandung), Teguh Santoso (IAIN Syarif Hidayatullah), Wahyu (FKMB), Joni (FKMB), dan Boger (IISIP).
“Aksi ini kita lakukan sebagai solidaritas kepada Mixil Minamunir sekaligus menuntut agar BBM diturunkan,”ungkap Azwar. Mixil Minamunir adalah mahasiswa yang menjadi tersangka dan ditahan karena berunjuk rasa memrotes kenaikan harga BBM di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Para mahasiswa, kawan-kawan Mixil sepakat akan bergantian meneruskan mogok makan ini. (Patna Sunu)