“Seandainya SI dipercepat, kita sudah ada skenario harus melakukan apa saja. Semua itu ada di dalam operasi Mantap Brata VIII dan sudah dibicarakan dengan Kapolda Jabar, Jatim, Jateng, dan Lampung,” kata Sofjan dalam acara ramah-tamah dengan sejumlah wartawan yang meliput di Polda Metro Jaya, Selasa (17/7) di Balai Wartawan Polda.
Pada acara tersebut, Kapolda didampingi Kaditserse Polda Metro Jaya, Kombes Pol Adang Rohjana, dan Kadispen Kombes Pol Anton Bahrul alam. Acara dimulai dengan makan siang bersama wartawan. Menu yang disajikan dipesan dari Hoka-Hoka Bento. Kapolda terlihat santai, dan kerap keluar tawanya yang khas memenuhi ruang Balai Wartawan itu.
Usai makan siang, Kapolda bertutur tentang pengamanan Sidang Istimewa MPR, termasuk rencananya bertemu dengan para duta besar negara asing di Mapolda Metro Jaya, Kamis (19/7) mendatang. “Kita akan menjelaskan bahwa Polda akan berusaha semaksimal mungkin, sama seperti Sidang Paripurna DPR yang lalu,” kata dia. Sofjan menjelaskan, untuk pengamanan duta besar negara asing, Polda telah menyiapkan 300 personil pengamanan VIP, yang akan ditempatkan di setiap kantor Kedutaan Besar.
Kapolda mengakui, sampai saat ini belum melihat ada ancaman serius menjelang Sidang Istimewa. “Landai-landai saja,” ujarnya tenang. Namun begitu, ia telah memerintahkan agar Kapolres-Kapolres turun langsung ke wilayahnya masing-masing. Polda telah menempatkan personilnya di titik-titik rawan di wilayah Ibukota. Karena pihaknya telah mensinyalir ada beberapa tempat yang dicurigai sebagai sarang pengacau Sidang Istimewa, tetapi hal itu masih dalam tahap penyelidikan.
Kapolda mengimbau masyarakat DKI agar menyikapi Sidang Istimewa dengan tenang, menghidupkan kembali Siskamling, mengawasi lingkungannya masing-masing, mengaktifkan wajib lapor di tiap-tiap kelurahan, dan memberdayakan satpam di sentra bisnis. Ia meminta agar masyarakat segera melapor ke polisi jika melihat sesuatu yang mencurigakan . “Jangan takut jadi saksi,” kata Kapolda.
Mengenai maraknya aksi bom menjelang Sidang Istimewa, menurut Kapolda , aksi itu bertujuan mengacaukan situasi Jakarta. “Supaya bener- bener SI kelihatan tidak aman,” ujar dia. Setelah beramah tamah sekitar 1 jam, sekitar 14.15 Kapolda beranjak meninggalkan Balai Wartawan. (Ucok Ritonga)