Usai pertemuan, Kapolda menjelaskan kepada wartawan pertemuan ditujukan untuk meyakinkan, dan memberikan informasi yang utuh dan benar dari polda selaku pihak yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pengamanan SI MPR kepada perwakilan negara sahabat. “ Selama ini mereka hanya mendengar, melihat di televisi, membaca di koran, sekarang mereka mendapat (keterangan) langsung dari aparat keamanan bahwa inilah situasi Jakarta sebenarnya. Tidak seperti selama ini mereka perkirakan,” kata Sofjan.
Oleh sebab itu Sofjan berharap agar perwakilan negara sahabat di Indonesia tidak berpikir terburu-buru untuk melakukan evakuasi warganya yang ada di Indonesia. “Kita memberi jaminan terhadap mereka,” tegas Sofjan. Sofjan Juga menuturkan dalam acara itu, Polda menjelaskan semua langkah-langkah pengamanan SI termasuk jalan-jalan evakuasi dalam keadaan darurat. Menurut Kapolda para wakil negara sahabat terlihat antusias dan menghargai penjelasan yang diberikan.
Kepala Dispen Polda Komisaris Besar Pol. Anton Bachrul Alam, di kesempatan yang sama menambahkan bahwa Polda telah menyiapkan dua buah bandara yaitu Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma, pesawat terbang, helikopter dan kendaraan lapis baja yang memadai untuk melakukan evakuasi warga negara asing jika terjadi kekacauan.
Sewaktu diminta komentarnya tentang niat Presiden Wahid untuk memberlakukan keadaan darurat, Sofjan menolak berkomentar, katanya “saya minta maaf, saya hanya mengamankan Jakarta, saya profesional.” Ia mengatakan dirinya sama sekali tidak berwenang menanggapi perihal Dekrit Presiden. Namun ketika didesak pertanyaan mengenai apakah Polri harus mengikuti perintah Presiden Wahid, ia menjawab “ Polri bekerja berdasarkan hukum, hukum di atas Polri. Jadi bukan perintah-perintah saja, tapi Undang-Undang yang kita perhatikan.” Menurut Sofjan Polri juga tidak khawatir terhadap siapapun yang menjadi pemimpin negara. (Ucok Ritonga)