Andi menilai, tindakan Presiden melantik Wakapolri Chaeruddin Ismail menjadi Pjs Kapolri, menutup peluang baginya. “Kenapa Presiden malah meneruskan rencananya mengangkat Chaerudin?” kata Andi. Tindakan itu, dalam kaca mata Andi, makin membuat berang MPR dan mengakibatkan makin kecilnya peluang GusDur untuk bertahan.
Presiden, menurut Andi, harus mempertimbangkan lebih lanjut meneruskan rencananya untuk tidak hadir dalam SI. Rencana tersebut, akan makin mengisruhkan suasana dan membuat MPR bisa langsung memberhentikan Gus Dur. “Keliru jika Presiden tidak datang, karena MPR pasti malah langsung memecat Presiden,” kata Andi.
Andi melihat, dukungan rakyat terhadap Gus Dur sudah habis, kecuali dari kalangan NU dan PKB. Ia menyayangkan informasi yang salah diterima Presiden mengenai dukungan rakyat yang tetap besar kepada dirinya. Presiden akhirnya kerap mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya masih memiliki basis dukungan yang besar. Karena itu, Andi menilai pernyataan Presiden itu tidak berdasar.
Seperti diketahui, dalam rapat paripurna MPR Sabtu (21/7), MPR memutuskan untuk mempercepat SI pada Sabtu (21/7) mendatang. Sebanyak 592 dari 601 peserta rapat menyetujui mempercepat SI. Andi sedikit merasa terkejut dengan 'move' yang dilakukan Fraksi TNI yang dengan secara bulat menyatakan setuju mempercepat sidang istimewa. "Tak saya sangka, bahkan TNI solid mendukung SI," ujar dia. (Sri Wahyuni)