“Menurut saya, fraksi TNI/Polri tidak mengambil keputusan dan menyerahkannya kepada pimpinan MPR. Dengan kata lain, bisa dilihat apakah MPR bisa selamat atau tidak, bukan presiden yang selamat atau tidak? Presidennya sih jelas selamat, “ kata Presiden Wahid dengan bersemangat.
Sikap MPR ini, kata Presiden Wahid, akan membuat rakyat mengamuk kepada MPR. Presiden mengaku telah mencegah habis-habisan keinginan tersebut. Karena permintaan yang terus menerus, katanya, “ Akhirnya terpaksa saya katakan kepada mereka, ya sudah terserah sampeyan.”
Namun, Presiden Wahid memberi catatan, pengekspresian sikap ini tidak boleh menggunakan kekerasan. Presiden bahkan mempertanyakan, kekuatan sekarang ada di tangan siapa? “Fakta ini yang membuat saya tidak akan mengundurkan diri karena ini akan mempertaruhkan UUD,” katanya.
Fakta lain juga mengatakan, kata Presiden Wahid, MPR digunakan oleh dua macam orang. Mereka adalah orang yang memiliki ambisi pribadi luar biasa besar dan mereka yang ingin melepaskan diri dari jeratan hukum.
Mengenai pemberlakuan dekrit dalam satu atau dua hari seperti dinyatakan Rachmawati usai bertemu Presiden di Cilandak, menurut Presiden Wahid, merupakan pengambilan kesimpulan yang terburu-buru. “Saya mengatakan, keputusan akan diambil dalam satu dua hari ini,” ujar Presiden Wahid.
Diakui Presiden Wahid, masalah tidak semudah yang dibayangkan dan kompleksitasnya membutuhkan kejernihaan pemikiran. Namun dia tidak menyangkal, pembicaraan mengenai dekrit dilakukan secara mendalam. (Dian Novita)