Di depan gedung wakil rakyat itu hanya ada beberapa demonstrasi kecil yang mengeluarkan beberapa pernyataan sikap, antara lain Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) se-Indonesia. Mereka menuntut agar dituntaskannya konsolidasi demokrasi dan mencegah rekonsolidasi otoritarianisme Orde Baru.
Selain itu ada juga sebuah aksi penyerahan sejumlah buku yang merupakan notulensi acara refleksi perjuangan reformasi yang diselenggarakan pada tanggal 15 Juli 2001 lalu di Hotel Indonesia. Acara itu digelar oleh panitia bersama yang terdiri atas berbagai elemen mahasiswa seperti UI, UNKRIS, STTJ, dan Moestopo Beragama.
Ferri, aktivis Unkris, mengatakan bahwa tujuan pemberian buku kepada seluruh anggota MPR adalah untuk merekomendasikan agar reformasi diluruskan kembali dan menyerukan empat tokoh deklarasi Ciganjur mengupayakan kompromi untuk mencegah konflik horizontal. Kedua aksi itu berjalan tertib dan lancar.
Untuk memperlancar arus lalu lintas di depan gedung itu, dikerahkan beberapa Polwan. Berdasarkan pantauan hingga sore hari ini, sekurangnya ada tiga hingga lima orang Polwan yang bergantian mengatur lalu lintas di Jalan Gatot Subroto. Sementara di Jalan tol Gatot Subroto yang rencana akan ditutup dan dialihkan melalui arah Ancol masih berjalan normal seperti hari biasanya.
Aktivitas masyarakat sepertinya tidak terganggu sama sekali dengan pelaksanaan SI MPR. Bahkan di depan gerbang gedung rakyat itu seperti layaknya pujasera, karena dipenuhi banyak pedagang kaki lima, antara lain tampak pedagang makanan, minuman, dan pakaian. (Ucok Ritonga)