Kepala Satuan Tugas Penerangan Opslihkam, Ajun Komisaris Besar Drs. Sad Harun, mengklaim semua korban tersebut adalah anggota GAM. "Mereka tewas dalam kontak senjata yang berlangsung selama setengah jam," ujarnya ketika dihubungi reporter Tempo News RoomSabtu petang. Aparat keamanan gabungan TNI dan Polri menggerebek persembunyian mereka di sebuah gudang milik PT Koalisi di Desa Simpang Empat seusai adzan salat Subuh. Sad mengaku aparat memperoleh informasi tentang keberadaan mereka dari masyarakat setempat. "Kami meminta anggota GAM menyerah secara baik-baik dan tunduk kepada hukum yang berlaku. Tapi mereka malah membalas dengan tembakan," ujar Sad ketika menuturkan alasan penembakan oleh anggota TNI dan Polri.
Sejauh ini dari 21 korban tewas hanya sepuluh orang yang berhasil diketahui identitasnya. Mereka adalah Agus, Nasir, Daud, Bustamam, Amad Karim, Mau, Badriyah, M Yasin, Iskandar Usman, dan Syamaun yang tercatat sebagai penduduk yang berdomisili di daerah Aceh Timur. Hingga kini aparat belum berhasil memperoleh keterangan atau jati diri sebelas korban lainnya karena tak ada surat keterangan atau identitas di kantong mereka.
Kesimpulan Sad kalau semua korban merupakan anggota GAM berangkat dari penemuan barang bukti berupa sejumlah senjata api dan amunisi. Dalam operasi kali ini aparat keamanan berhasil menyita satu pucuk senjata laras panjang jenis AK-47 dengan nomor register 7726801 dan satu magazin dari senapan sejenis yang masih berisi 26 butir peluru.
Selain senapan tersohor buatan Rusia tersebut, aparat juga berhasil menemukan sepucuk senjata api RPD dengan 85 butir peluru, satu buah pistol buatan Jerman bernomor register 06483 dengan dua magazin berisi 40 butir peluru, satu buah pistol kaliber 22 milimeter buatan Italia yang dilengkapi dengan 66 butir peluru, serta sepucuk senjata pelontar granat (GLM) dengan tujuh pelurunya. Di samping itu aparat juga menyita dua pucuk senjata api rakitan dengan 18 peluru dan 16 butir peluru senapan M-16. "Semua barang bukti sudah diamankan di Mapolsek Peureulak," kata Sad.
Komandan Lapangan GAM Pusat Tiro, Teungku Amri, tidak mengelak adanya serangan dari aparat keamanan terhadap persembunyian pasukannya di Peureulak. Kendati begitu Amri mengaku dari 21 korban tersebut hanya M. Yasin yang merupakan anggota GAM. Sisanya, Amri yakin, tak lain adalah warga sipil yang menjadi korban dari operasi aparat keamanan tersebut. (Zainal Bakri)