Hamzah mengakui apabila dirinya gagal, mungkin yang terbaik adalah Akbar Tandjung. “Saya percaya pada Allah SWT, mana yang terbaik untuk bangsa,” kata Hamzah mengomentari rencana voting babak ketiga nanti kepada para wartawan di lobi Gedung Nusantara 3 MPR/DPR Jakarta, Kamis (26/7) dini hari.
Dalam voting tahap kedua Hamzah mendapatkan 254 suara dan mengungguli kedua lawannya yaitu Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung dengan 203 suara dan Mantan Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono dengan 147 suara. Dari total jumlah peserta sidang yang hadir di MPR sebanyak 609 orang terdapat tiga suara abstain dan dua suara tidak sah.
Informasi yang beredar di kalangan peserta Sidang Istimewa menyebutkan keunggulan Hamzah ini kemungkinan tidak terlepas dari dukungan partai terbesar di MPR yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR, Sophan Sophiaan, dalam konfirmasinya tidak membantah meskipun juga tidak membenarkan kabar tersebut. Sophan hanya mengatakan telah ada instruksi dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri, dan ditetapkan menjadi keputusan DPP PDIP untuk memilih salah satu dari ketiga calon yang ada itu.
Sophan, tidak berani menyebutkan siapa nama calon yang dipilih Megawati. “Kalau itu lihat saja hituangan suaranya,” kata Sophan. Pernyataan Sophan ini juga dibenarkan oleh Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, Pramono Anung. Pram mengatakan benar ada instruksi dari Megawati untuk memilih salah satu dari tiga calon yang ada.
Sophan sendiri menambahkan instruksi yang diberikan Megawati tidak terlepas dari pimpinan parpol sebelumnya di kediaman Mega, Jalan Kebagusan Dalam IV/25, Minggu (22/7) lalu. Sophan mengatakan saat itu telah ada kesepakatan bahwa Megawati akan didukung menjadi presiden. Sebaliknya ujar Sophan, suara PDIP juga akan diberikan kepada yang mendukung pencalonan Megawati itu.
Anggota DPP PDI yang juga adik kandung Megawati, Guruh Irianto Sukarnoputra membenarkan adanya perihal instruksi dari Megawati itu. Megawati dikatakan Guruh, sempat megatakan kekecewaannya karena suara PDIP yang pecah pada putaran pertama voting pemilihan wapres. “Karena itu ibu meminta agar diadakan rapat fraksi untuk membulatkan suara dan dukungan kepada calon yang ditetapkan,” kata Guruh. (Jhony Sitorus/Oman Sukmana)