Agum mengatakan, masyarakat tidak perlu memilah-milah antara TNI dan warga sipil. Mempertahankan negara dan mengabdi untuk negara bukan hanya tugas TNI saja. Kalangan sipil juga harus dapat melakukannya.
Agum membantah banyaknya anggota TNI di kursi kabinet merupakan imbalan Megawati terhadap TNI karena turut mendukung naiknya Megawati menjadi presiden. “Politik balas jasa itu sudah waktunya kita tinggalkan. Sekarang bagaimana membentuk tim yang solid,” kata Agum.
Kekhawatiran LSM atas dipilihnya Hari Sabarno sebagai Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tidak akan mampu menangani daerah konflik karena berasal dari TNI, menurut Agum dapat dijadikan sebagai cambuk. Hari Sabarno juga harus melihat pernyataan LSM itu sebagai masukan untuk menjadikannya tantangan menyelesaikan daerah konflik. “Dia harus membuktikan bahwa dia mampu,” kata Agum.
Acara serah terima jabatan yang berlangsung selama setengah jam dihadiri Kapolri Jenderal Pol. Surojo Bimantoro, Panglima TNI Laksamana Widodo AS, Menteri Pertahanan Mathori Abdul Djalil, Ketua Komisi I DPR RI Yasril Ananta Baharuddin dan Wakil Jaksa Agung Soeparman.(Nurakhmayani)