Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Hasan Wirajuda, Minggu (12/08) petang di Jakarta. “Namun itu tidak dibahas secara spesifik, tetapi lebih berkaitan dengan hal-hal yang dapat dilakukan Australia untuk membantu masalah-masalah yang tersisa menyangkut Timor Timur. Seperti misalnya masalah pengungsi, pemukiman kembali para warga eks-Timtim atau pemulangan mereka ke tanah airnya,” ujar Menlu Wirajuda
Kedua belah pihak berharap pertemuan tersebut dapat memulihkan hubungan bilateral Indonesia-Australia yang sempat retak beberapa waktu silam, akibat campur tangan Australia di Timor Timur. Sekretaris Negara Bambang Kesowo yakin hubungan hubungan bilateral kedua negara akan kembali pulih. “Keduanya berharap akan tercipta kerjasama yang lebih baik dan cara pandang yang lebih realitis. Kedua pemimpin juga berharap bahwa dalam pembicaraan besok dapat dihasilkan hal-hal yang lebih substantif dalam kerjasama tersebut,” jelas Kesowo.
Selain politik, menurut Kesowo, masalah ekonomi, sosial dan budaya merupakan agenda pembicaaan besok. “Mungkin juga akan dibicarakan masalah Irian Jaya. Namun ibu berharap semua yang berkaitan dengan hubungan antara kedua negara baik dibidang politik, ekonomi, sosial dan budaya dapat dibahas dalam diskusi besok.” ujar Kesowo.
Menlu menambahkan bahwa masalah ekonomi juga merupakan agenda penting yang akan dibahas. “Yang pertama tentunya tindak lanjut dari pertemuan komisi bilateral di Camberra pada November lalu. Saat itu telah diidentifikasi beberapa bidang kerjasama. Itulah yang kelihatannya perlu di reevaluasi,” imbuhnya.
Kunjungan PM Howard, menurut Wirajuda dan Kesowo, merupakan bentuk dukungan dan pengakuan pemerintah Australia terhadap pemerintahan baru di bawah Presiden Megawati Soekarnoputri. Dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit itu kedua pihak menyatakan kegembiraannya atas terlaksananya pertemuan kedua pemimpin bertetangga itu. “Presiden mengucapkan terima kasih bahwa undangan yang disampaikan melalui percakapan di telepon telah dipenuhi oleh PM Australia. Sebaliknya PM Australia mengatakan kegembiraan dapat bertemu presiden pada kesempatan yang paling awal,” tuturnya.(Dara Meutia Uning)