Probosutedjo mengatakan, seharusnya komoditas yang dikuasai negara dimanfaatkan secara maksinal sehingga tidak perlu berutang pada IMF. “Indonesia bisa bangkrut kalau begitu,” ujarnya. Menurut dia, komoditas yang bisa dibenahi adalah bahan bakar minyak. (BBM). Di Indonesia harga BBM tergolong murah yaitu sekitar Rp 1.000 per liter, padahal di Singapura bisa mencapai Rp 7.000. Sementara penjualan BBM mencapai 52 juta kilo liter pertahun. Jika harga ditetapkan Rp 6.000 akan didapat pemasukan negara sebesar Rp 31 trilyun.
Dia juga mengharapkan pendapatan pegawai negeri dinaikkan, karena akan meningkatkan pendapatan pemerintah. Kenaikan pendapatan pegawai, kata dia, akan memacu daya beli masyarakat dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Probosutedjo mengakui banyak pengusaha yang memberikan gaji rendah pada pegawainya. Bahkan, kata dia, anggaran untuk gaji pegawai tidak mencapai sepuluh persen dari aset perusahaan itu sendiri. Maka dengan naiknya gaji pegawai, otomatis ekonomi pasar akan mengalami pertumbuhan.
Sementara itu, pengusaha Sugeng Saryadi mengatakan Indonesia tidak akan mengalami kebangkrutan karena memiliki banyak aset. Walaupun demikian, selama 30 tahun Indonesia harus membayar cicilan pokok dan cicilan utang yang mencapai Rp 124 miliar. Sugeng berpendapat kabinet yang baru dibentuk terdiri dari menteri-menteri yang memiliki kemampuan. “Jangan melecehkan, mereka tahu apa yang dikerjakan,” tegas dia. (Hilman Hilmansyah)