"Seorang utusan masyarakat Aileu, Timor Lorosae, telah datang ke perbatasan Nusa Tenggara Timur dan menginformasikan bahwa UN-PKF telah membagikan 1500 pucuk senjata kepada FDTL untuk mengamankan pelaksanaan pemilu," kata Agustino Pinto, Ketua Uni Timor Aswain (UNTAS) wilayah Dili di Atambua.
Dari 1500 personil FDTL yang dipersenjatai oleh UN-PKF itu , sekitar 800 personil di antaranya telah ditempatkan di Distrik Covalima dan Bobonaro yang merupakan wilayah perbatasan Timor Lorosae dengan NTT. Mereka berada di tapal batas untuk membantu UN-PKF asal Australia dan Selandia Baru, mengantisipasi masuknya para mantan anggota Pasukan Pejuang Integrasi (PPI) ke wilayah mereka. Terutama sebelum maupun saat berlangsungnya pemilu 30 Agustus besok.
Utusan Aileu itu menghimbau kepada para mantan anggota PPI dan pengungsi untuk tidak mencoba-coba masuk ke perbatasan. Pesan itu disampaikan kepada masyarakat Timor Lorosae yang masih mempunyai banyak keluarga di tanah pengungsian di NTT. Masyarakat di Timor Lorosae merasa sangat khawatir akan terjadi perang saudara yang dimulai di wilayah perbatasan NTT dengan Timtim seandainya salah seorang mantan anggota PPI dengan sengaja menerobos masuk.
Seorang pemuda mantan anggota PPI, Afonso Rodriques memperoleh kabar dari keluarganya di Dili bahwa menjelang pemilu, keamanan disekitar perbatasan memperoleh perhatian serius aparat UN-PKF dan FDTL . "Pasukan FDTL sudah berada di tapal batas untuk mendukung tugas pengamanan pemilu oleh UN-PKF. Pada kenyataannya, UN-PKF di perbatasan ini akan menempatkan FDTL di garis depan sebagai tameng dalam menghadapi mantan anggota PPI," katanya.
Baik Agustinho maupun Afonso berharap agar pemilu Timor Lorosae dapat berlangsung aman dan tertib tanpa gejolak apapun seperti dikhawatirkan masyarakat selama ini. Kepada rekan-rekan pengungsi, keduanya meminta agar tetap bersikap tenang selama berlangsungnya pemilu di Timtim. Menjadi penonton yang baik di wilayah perbatasan NTT. "Pengungsi berharap Timor Lorosae pasca pemilu nanti tidak dipimpin oleh partai yang berhaluan komunis. Dan hal ini telah menjadi perhatian khusus dari semua mantan anggota PPI," katanya. (Ant/kurniawan)