Karena itu ia meminta kepada komandan pasukan penjaga perdamainan (PKF) dan Xanana untuk menghentikan kampanye pengkambinghitaman pihak pro-Indonesia. "Misalnya dengan [tidak menyebarkan] tudingan bahwa kami menghalangi kembalinya pengungsi Timtim,"ujar Guterres.
Tawaran untuk kembali ke Timtim, menurutnya, beberapa kali telah disampaikan. Bahkan, menurutnya, ada tawaran untuk masuk ke kabinet Timtim yang akan terbentuk dengan posisi sebagai Menteri Pertahanan. Namun tawaran itu serta merta ditampiknya karena ia memilih untuk tinggal di Indonesia.
Guterres yang mengaku memilih tetap menjadi warganegara Indonesia ini mengatakan pihaknya kini lebih banyak menunggu perekembangan di Timor Lorosae "Kami sekarang sibuk bagaimana menata kehidupan di Indonesia, bagaimana bisa bertahan dan mencari makan,katanya.
Mengenai kemungkinan adanya rekonsiliasi, menurut dia, tergantung pada sikap Xanana. Sejauh ini pihaknya tidak menerima tawaran rekonsiliasi. Pasalnya, kata dia, presiden terpilih itu masih bersikeras mendorong proses hukum atas tuduhan pelanggaran HAM yang dilakukan bersama kelompok pro-integrasi lainnya.
Terhadap kehadirannya di Denpasar, Guterres mengaku datang untuk memenuhi permintaan Romo Humberto Thomas dari Keuskupan Kupang. Uskup itu, lanjut dia, menjajikan pertemuan dengan komandan pasukan penjaga perdamaian (PKF) Letjen Parameswara dan pemimpin Tomor Lorosae Xanana Gusmao.
Namun, hingga Minggu malam tak ada tanda-tanda pertemuan bakal dilangsungkan.Sementara, menurut pejabat Kodam IX Udayana yang tak ingin disebutkan namanya, mengaku pihaknya tidak tahu-menahu adanya pertemuan tersebut. (Rofiqi Hasan-Tempo News Room)