Dalam perhitungan tim hisab Muhammadiyah, ijtima menjelang Syawal 1422 Hijriah terjadi pada hari Sabtu (15/12). Pada pukul 03.49 WIB, tinggi bulan saat terbenam matahari di wilayah Sabang 05 derajat, 54 Bujur Timur, Yogyakarta 07.48 derajat, dan Merauke 08.30 derajat.
Pada tanggal 1 Syawal 1422 Hijriah, jatuh pada hari Ahad legi, 16 Desember 2001 malamnya. “Saat itu sudah terhitung memasuki hari raya Idul Fitri 1422 Hijriah,” ujar Din. Memperhatikan hasil hisab tersebut, Din mengakui akan ada kemungkinan terjadi perbedaan penetapan waktu antara Muhammadiyah dengan pemerintah (Departemen Agama). Yaitu mengenai waktu permulaan bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. “Perbedaan ini sebaiknya tidak perlu dibesar-besarkan karena menyebabkan konflik.”
Oleh karena itu, Din mengatakan, PP Muhammadiyah menyerukan kepada segenap warga dan keluarga besar Muhammadiyah agar memahaminya. Selain itu, diharapkan semua pihak bersikap arif. Diakuinya, awal ibadah puasa tidak banyak menimbulkan masalah. Namun terjadinya kegoncangan biasa terjadi pada hari raya Idul Adha. (e. karel dewanto-tempo news room)