Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Massa FPI Demontrasi di Kedubes Filipina

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 300 orang yang mengaku dari Front Pembela Islam (FPI), FPI Surakarta, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Filipina di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Kamis (21/3) siang. Mereka menuntut pembebasan tiga warga negara Indonesia yang ditahan di Filipina dengan tuduhan membawa komponen bahan peledak. Massa tersebut datang sekitar pukul 14.15 WIB menggunakan empat bis besar, dua mentromini dan beberapa mobil lainnya. Sebelumnya mereka melakukan aksi demonstrasi di Kedubes Singapura. Seperti diberitakan, Kedutaan Besar Filipina menjadi sasaran demonstrasi setelah pemerintah negara itu menangkap tiga orang WNI (Tamsil Linrung, Agus Dwikarno, Abdul Jamal Balfas), yang diduga membawa bahan peledak di Bandara Manila pekan lalu. Ketiga WNI itu kini ditahan di penjara Camp Cerame negara itu. Dalam pernyataan sikapnya FPI menyatakan penangkapan tiga WNI yang dianggap sebagai aktivis dakwah Indonesia oleh kepolisian Filipina patut dicurigai sebagai rekayasa intelejen dalam upaya menjebak para aktivis dakwah Islam. Itu menunjukkan makin menguatkan dugaan adanya kedekatan Filipina dan Amerika selama ini. Ditambah lagi dengan kebencian pemerintah Filipina terhadap kaum muslimin di negerinya. Untuk itu FPI menuntut pemerintah Filipina menghentikan permusuhan terhadap umat Islam, menghentikan rekayasa intelejen untuk menjebak aktivis dakwah dan membebaskan aktivis dakwah tersebut. Mereka mengancam jika tuntutan ini diabaikan berarti pemerintah Filipina memposisikan negaranya sebagai musuh Islam di seluruh dunia. Mereka akan mencari warga negara Filipina di Indonesia. Sedangkan Majelis Mujahidin Indonesia menyampaikan pernyataan sikap bahwa penangkapan tersebut merupakan rekayasa murahan karena bergesernya tuduhan awal dari kepemilikan bahan peledak menjadi masalah keimigrasian. Dengan bukti yang tidak kuat itulah mereka menganggap pemerintah Filipina telah melakukan pelanggaran HAM. Majelis Mujahidin menjelaskan bahwa Agus Dwikarna, salah satu WNI yang ditahan, adalah Wakil Sekretaris Lajnah Tanfidziah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang aktif memperjuangkan tegaknya syariat Islam di Sulawesi Selatan. Mereka mengaku tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan Jamaah Islamiyah maupun jaringan Al Qaidah seperti dituduhkan kepolisian Filipina. MMI juga menuntut pemerintah Indonesia memberikan perlindungan yang optimal terhadap rakyatnya di luar negeri. Para demonstran yang berpakaian seragam baju koko putih, peci putih dan celana panjang hijau serta beberapa lainnya menutup mukanya dengan kafiyeh dan membawa bendera FPI bergambar perisai dan dua pedang disilangkan. Mereka meneriakkan hujatan kepada Amerika, Filipina dan Israel, menyatakan kekecewaan terhadap pemerintah Indonesia dan mengajak umat Islam Indonesia untuk bersatu melawan berbagai kampanye anti teroris yang disponsori Amerika Serikat. Berbagai poster bertuliskan, “Militan Yes Teroris No,” “Demi Kehormatan Negara, Putuskan Hubungan Dengan Filipina”, dan tulisan lainnya mereka acungkan. Tiga orang perwakilan dari massa demonstran diterima Duta Besar Filipina untuk Indonesia Leonides T. Caday. Aksi demonstrasi ini sempat memacetkan jalan di depan Kedubes menuju arah Salemba. Terlihat puluhan petugas kepolisian dari Polsek Menteng, Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya menjaga Kedubes lengkap dengan pentungan dan perisainya. Sebelumnya sekitar pukul 12.30 WIB lima orang yang mengaku dari Masyarakat Indonesia Anti Diskriminasi Internasional menggelar berbagai spanduk dan poster yang isinya menuntut pembebasan tiga WNI tersebut dan menghujat tindakan penahanan yang dilakukan oleh pemerintah Filipina. Massa ini tidak melakukan orasi atau berkeinginan bertemu dengan pihak kedutaan. Sekitar 30 menit kemudian mereka meninggalkan gedung Kedubes. Aparat kepolisian hanya menyaksikan saja tindakan tersebut. (Yura Syahrul-Tempo News Room)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

14 menit lalu

Ilustrasi PNS atau ASN. Shutterstock
KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

KASN menyebut ASN masih berpotensi melanggar netralitas di Pilkada 2024.


Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

42 menit lalu

Agen gas tengah melayani pembeli gas LPG ukuran 3 kg dengan menunjukkan KTP di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2024. Pemerintah terus mencari berbagai skenario untuk mengatur secara ketat pendistribusian gas elpiji bersubsidi atau LPG 3kg.  TEMPO/Tony Hartawan
Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.


Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

44 menit lalu

Pasangan ganda putra Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin jelang Piala Tjomas-Uber 2024 di Chengdu, China, Kamis (25/4/2024). (ANTARA/HO/PP PBSI)
Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Jalani Latihan Perdana, Simak Kondisi Terkini Para Atlet

Tim bulu tangkis Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia menggelar latihan perdana di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium.


Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

1 jam lalu

Duel Timnas U-23 Korea Selatan vs Indonesia akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Skenario Gol Cepat Bisa Jadi Penentu Hasil Laga Timnas Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23

Peri Sandria mengatakan gol cepat bisa menentukan hasil laga perempat final Piala Asia U-23 2024 antara Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan.


Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

1 jam lalu

Ilustrasi anak alergi. fearlessparent.org
Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.


USU Adakan Seleksi Mandiri Menggunakan Skor UTBK: Jadwal, Aturan, Hingga Pendaftaran

1 jam lalu

Para peserta yang melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023 di kampus Universitas Sumatera Utara (USU). ANTARA/HO-Humas USU
USU Adakan Seleksi Mandiri Menggunakan Skor UTBK: Jadwal, Aturan, Hingga Pendaftaran

Meskipun jadwal pendaftaran Seleksi Mandiri masih belum dibuka, pada tahun 2023 sekitar bulan Juli USU sudah melaksanakan UTBK.


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

1 jam lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.


Rekap Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1: Persib Bandung Menang, Arema FC Kalahkan PSM Makassar 3-2

1 jam lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Rekap Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1: Persib Bandung Menang, Arema FC Kalahkan PSM Makassar 3-2

Arema FC berhasil memetik kemenangan dramatis saat menjamu PSM Makassar pada pekan ke-33 Liga 1.


Sinopsis Serial Baby Reindeer, Kisah Nyata Sang Pemeran Utama Diteror Stalker

1 jam lalu

Baby Reindeer. Dok. Netflix
Sinopsis Serial Baby Reindeer, Kisah Nyata Sang Pemeran Utama Diteror Stalker

Baby Reindeer adalah kisah nyata yang pernah dialami Richard Gadd, penulis sekaligus pemeran utama dalam serial tersebut.


Golkar Lebih Mendorong Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar daripada Jakarta, Apa Alasannya?

1 jam lalu

Politikus Golkar Ridwan Kamil dipanggil Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Istana Negara, pada Selasa, 12 Desember 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri
Golkar Lebih Mendorong Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar daripada Jakarta, Apa Alasannya?

Jika Ridwan Kamil maju di Pilkada Jabar, Golkar akan berfokus pada pencalonan Ahmad Zaki Iskandar dan Erwin Aksa di Jakarta.