Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saksi Kasus HAM Timtim Mengaku Disekap di Rumah Carascalao

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Penyerangan rumah tokoh pro kemerdekaan Timor Leste, Manuel Viegas Carascalao 17 April 1999 yang menewaskan 12 pengungsi dipicu kemarahan milisi pro integrasi, Besi Merah Putih. Pasalnya, banyak anggota mereka diculik dan disekap di rumah tersebut. Demikian pengakuan Boa Ventura, saksi meringankan dalam sidang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat di Timor Timur dengan terdakwa mantan Komandan Distrik Militer Dili, Letkol Endar Priyanto, di ruang Pengadilan Ad Hoc HAM, Jakarta, Senin (21/10) siang. Kepada majelis hakim yang dipimpin Amril, saksi mengaku diculik dari kediamannya di Maubara oleh lima orang tak dikenal awal April 1999. Ia lalu dipaksa berjalan kaki tiga hari tiga malam sebelum akhirnya disekap di rumah Manuel Carascalao di Dili. “Di sana, saya dipukuli dan diberi makan jagung mentah,” kata saksi yang berambut panjang dan dikuncir ini. Pada hari keempat, bertepatan dengan pelaksanaan apel akbar pasukan pro integrasi di lapangan kantor gubernur Dili, saksi mengaku kebetulan melihat iring-iringan truk yang ditumpangi orang-orang Maubara. “Saya langsung teriak, saya disini!” kata saksi. Gara-gara teriakan itu, salah satu truk berhenti dan penumpangnya berloncatan turun. Merasa diserang, kelompok pro kemerdekaan yang ada dalam rumah Carascalao pun kontan menghambur keluar dengan senjata tajam. Merka lalu saling memukul. Menurut saksi, kejadian tersebut menewaskan dua orang pengungsi. “Tidak ada senjata api, tidak ada M-16,” kata saksi dengan suara lantang. Padahal, versi kejaksaan menyebutkan bahwa korban tewas mencapai 12 orang. Saksi juga mengaku tidak melihat satupun aparat keamanan Indonesia membantu salah satu pihak yang sedang bertikai itu. Jaksa K. Lere sempat mengungkapkan kesangsiannya atas keterangan saksi dengan menanyakan detail bentrok tersebut. Pasalnya, saksi mengaku kelompok penyerang dari massa pro integrasi tidak membawa senjata apapun. “Lalu yang dibacok itu dari kelompok mana?” tanya jaksa. Saksi juga mengaku, rekannya yang terluka dalam insiden itu, Dominggus Palatela, sama-sama disekap di dalam rumah. “Dia datang dari dalam rumah, tapi terluka kena parang, padahal yang menyerang tidak bawa senjata?” tanya jaksa, dengan nada tidak percaya. Hakim juga sempat menanyakan bagaimana saksi bisa kebetulan berada di halaman depan rumah Carascalao bertepatan dengan lewatnya truk yang berisikan massa pro integrasi. Padahal, saksi mengaku tidak tahu hari itu dilaksanakan apel akbar pasukan pro integrasi. “Saya kebetulan di situ,” kata saksi berulang-ulang, mencoba meyakinkan hakim. Hakim juga bertanya, bagaimana saksi bisa melihat dengan jelas penumpang truk yang sedang lewat padahal tinggi pagar luar rumah Carascalao mencapai dua meter. Sementara itu, jarak saksi dengan jalan lebih dari lima meter. “Pagarnya lubang-lubang,” kata saksi dengan suara keras. Atas keterangan saksi ini, terdakwa Endar Priyanto mengaku tidak keberatan. (Wahyu Dhyatmika-Tempo News Room)
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

44 detik lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

1 menit lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

Kemenag mengatakan ada 75.572 visa jemaah haji reguler yang sudah terbit. Diketahui Jemaah haji Indonesia akan mulai terbang ke Arab Saudi pada 12 Mei


Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

10 menit lalu

Foto presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029 di jual di lapak penjual bingkai foto di Pasar Baru, Jakarta, Selasa 23 April 2024. Pasangan Prabowo - Gibran resmi keluar sebagai pemenang Pilpres 2024 setalah dalam sidang putusan PHPU Pilpres 2024 Mahkamah Konstitusi menolak semua permohonan sengketa pemilu yang diajukan oleh pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. TEMPO/Subekti
Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi


Liverpool Keok di Kandang Everton, Jurgen Klopp: Kami Terburu-bruu dan Tidak Cukup Baik

11 menit lalu

Ekspresi pemain Liverpool Mohamed Salah setelah pemain Everton Dominic Calvert-Lewin mencetak gol dalam pertandingan Liga Inggris di Goodison Park, Liverpool, 25 April 2024. Everton berhasil kalahkan Liverpool dengan skor 2-0 pada derby Merseyside. Action Images via Reuters/Lee Smith
Liverpool Keok di Kandang Everton, Jurgen Klopp: Kami Terburu-bruu dan Tidak Cukup Baik

Manajer Liverpool Jurgen Klopp meminta maaf kepada para penggemar setelah kekalahan 2-0 dari Everton dalam Derby Merseyside.


Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

12 menit lalu

Paro Taktsang atau Tiger's Nest di Bhutan (Pixabay)
Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

Penghapusan syarat asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, bentang alam, dan warisan unik Bhutan.


Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

17 menit lalu

Ilustrasi plagiat
Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

Dalam email permintaan maaf kepada Ilias Alami, dosen ITPLN terkesan seperti menyalahkan mahasiswa.


Lagu Like Crazy Jimin BTS Puncaki Hot 50 World Song

17 menit lalu

Jimin BTS. Foto: Instagram/@bts.bighitofficial
Lagu Like Crazy Jimin BTS Puncaki Hot 50 World Song

Lagu Like Crazy Jimin itu sudah sembilan kali menduduki posisi puncak 50 Hot World Song


Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

19 menit lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Sidang Perdana Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Akan Digelar di PN Jaksel Hari Ini

20 menit lalu

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang memasuki mobil tahanan usai menjalani sidang perdana kasus penistaan agama di Pengadilan Negeri (PN) Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 8 November 2023. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sidang Perdana Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Akan Digelar di PN Jaksel Hari Ini

Penyidik Dittipideksus Bareskrim Polri telah menetapkan Panji Gumilang sebagai tersangka dalam kasus dugaan TPPU karena penggelapan uang yayasan.


Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

25 menit lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?