Selain Rahmawati, di antara 100 tokoh nasioanl yang hadir tampak bekas Sekjen Departemen Kehutanan dan Perkebunan Soeripto dan bekas Menteri Keuangan Fuad Bawazier. Bersama seribuan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa se-Bandung Raya, para tokoh membacakan deklarasi. Semua sudah tahu, keluarga Mega itu korup, kecuali saya, ujar Rahmawati kepada Tempo News Room.
Selain memprotes sikap Mega yang korup, Rahmawati juga menyoroti perang di Aceh yang baru saja dikobarkan. Menurut Rahma, munculnya perlawanan di Serambi Mekah terjadi karena tidak ada keadilan sosial. Rakyat Aceh tidak bisa disalahkan, ujar dia.
Aksi memperingati lima tahun reformasi juga terjadi di Semarang, Rabu ini (21/5). Lebih dari 1.000 mahasiswa yang menamakan diri Perlawanan Rakyat Semarang dan Front Mahasiswa Semarang Bersatu pada pukul 05.30 WIB mendatangi gedung DPRD dan kantor gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan Semarang dan menyegel kedua gedung tersebut.
Aksi yang belum mendapat penjagaan dari aparat kepolisian tersebut berhasil mengunci seluruh pintu masuk dan pintu utama gedung dengan gembok sendiri. Akibatnya, para pegawai dan anggota Satuan PolisiPamong Praja tidak bisa masuk, sementara para mahasiswa sudah berada di halaman gedung.
Aksi damai tersebut berubah rusuh ketika sekitar pukul 07.00 WIB puluhan polisi dari Poltabes Semarang meloncati pagar dan memaksa mahasiswa membuka pintu dan gerbang. Mahasiswa menolak permintaan polisi, sehingga aksi kekerasan tidak bisa dihindarkan. Polisi memaksa mahasiswa membubarkan diri dan memukulinya. Sedikitnya enam mahasiswa luka berat dan dilarikan ke rumah sakit.
(Bobby Gunawan/Sohirin-Tempo News Room)