Peningkatan arus modal jangka pendek yang masuk ke Indonesia menyebabkan nilai tukar rupiah terus menguat. Pelaksanaan program divestasi, seperti penjualan saham Bank Danamon telah mendorong peningkatan aliran modal masuk, kata Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dalam Rapat Koordinator bidang Ekonomi di di gedung BKPM Jakarta, Jumat (23/5).
Selain itu, kata dia, semakin beragamnya risk-return profile pasar keuangan, seperti penerbitan surat utang negara dan obligasi korporat juga mendorong peningkatan aliran modal masuk. Menurutnya, penguatan nilai tukar rupiah yang menembus hingga level Rp 8.400 per dolar, juga disebabkan oleh adanya capital inflows karena masih menariknya yield dalam aset rupiah.
Seiring dengan itu, perbaikan indikator resiko dan terpeliharanya stabilitas politik dan keamanan di dalam negeri juga merupakan faktor cukup penting dalam penguatan kurs rupiah tersebut, ujar Burhanuddin. Faktor resiko yang perlu diwaspadai adalah dampak wabah SARS dan ketidakpastian pasca perang terhadap kondisi global.
Burhanuddin meminta berbagai pihak perlu meningkatkan upaya untuk menciptakan iklim yang dapat mendorong peningkatan arus modal jangka panjang. Langkah ini, menurut dia, perlu untuk menyeimbangkan struktur arus modal masuk. Karena akhir-akhir ini arus modal banyak didominasi oleh dana berjangka pendek yang sangat rentan terhadap perubahan sentimen, seperti Pemilu 2004, ujarnya.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Dorojatun Kuntjara-jakti menambahkan kestabilan nilai tukar rupiah turut menyumbang peredaman tekanan laju inflasi. Kata dia, salah satu sumber inflasi Indonesia adalah kegiatan impor. Rupiah yang makin menguat juga mendorong neraca pembayaran juga makin membaik.
Kita sudah lihat cadangan emas dan devisa sudah menuju kepada posisi yang lebih kuat dibanding kabinet ini memulai perjalannanya, kata Dorojatun. Membaiknya cadangan devisa juga didukung oleh harga-harga di luar negeri yang ikut turun akibat pengaruh Perang Irak dan wabah SARS. Selain itu, juga karena meningkatnya harga minyak mentah dunia.
(Kurniawan-TNR)