Direktur Analisa Danareksa Raden Pardede menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terlalu cepat. Pengutannya lebih cenderung gradual, katanya di Jakarta, Selasa (27/5). Menurut dia penguatan rupiah ini ditentang dan dikeluhkan oleh para eksportir yang terbiasa memakai dolar dalam transaksinya. Namun di sisi lain penguatan ini diharapkan oleh banyak pihak. Saat ini nilai rupiah mencapai Rp 8.200 per dolar.
Dalam perkembang nilai tukar rupiah, menurut Pardede, yang terpenting adalah kestabilan dibanding penguatan yang terlalu cepat. Jangan terlalu bergejolak, katanya.
Pardede menilai penguatan rupiah ini disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama berasal dari luar negri yaitu melemahnya nilai tukar dolar Amerika terhadap nilai tukar mata uang di seluruh dunia. Faktor lainnya adalah adanya perbaikan diseluruh sektor dalam negeri, Saat ini resiko investasi sudah berkurang, katanya.
Menurutnya investasi disektor surat hutang (bond) dan saham cenderung lebih baik. Hal imi juga menyebakan para pemodal asing tertarik berinvestasi di dalam negeri.
(Bagja Hidayat)