Tingkat kelulusan yang diumumkan Selasa (27/5) ini di bawah perkiraan sebelumnya yakni 40 persen siswa tidak lulus ujian. Dari delapan kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat, daerah yang memiliki siswa SMU/Madrasah Aliyah yang tidak lulus ujian terbanyak adalah Kabupaten Bima, yakni 1.628 orang atau 47,9 persen dari 3.399 siswa peserta ujian.
Urutan kedua ditempati Kabupaten Lombok Barat, yakni 1.306 siswa tidak lulus atau 31,6 persen dari total 4.132 siswa, kemudian Lombok Timur dengan 1.752 siswa tidak lulus atau 28,4 persen dari total 6.248 siswa, dan Kota Mataram 914 siswa tidak lulus atau 26,02 persen dari total 3.513 siswa.
Di Kota Bima terdapat 625 siswa tidak lulus atau 22,89 persen dari total 2.731 siswa, kemudian Lombok Tengah memiliki 940 siswa tidak lulus atau 21,80 persen dari 4.311 siswa, Dompu 229 orang tidak lulus atau 13,58 persen dari 3.399 siswa, dan Sumbawa 302 orang tidak lulus atau 12,87 persen dari 2.346 siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Nusa Tenggara Barat Zaini Arony menjelaskan, mereka yang tidak lulus adalah siswa yang hasil ujian akhir nasionalnya di bawah standar rata-rata 6,0. Meskipun demikian, siswa yang tidak lulus itu akan diberi kesempatan untuk melakukan pengulangan pada 8, 9, dan 10 Juli mendatang. "Mereka akan diberi kesempatan itu," kata Zaini di kantornya di Mataram, Selasa (27/5) siang.
Ujian ulangan itu, menurut Zaini, untuk menentukan apakah siswa yang bersangkutan nantinya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, terutama jika ingin mendaftar ke perguruan tinggi negeri. "Syaratnya harus lulus ujian akhir nasional." Jika tetap tidak lulus dalam ujian susulan, siswa juga masih diberi kesempatan pada tahun berikutnya.
Meskipun demikian, kata Zaini, siswa yang tidak lulus susulan ujian akhir nasional juga berhak mengikuti ujian di perguruan tinggi negeri. Bila siswa tersebut lulus, maka statusnya sebagai mahasiswa bersyarat. Dalam hal ini, akan ada catatan dari SMU/Madrasah Aliyah tempat mereka belajar yang dicantumkan pada nilainya.
Dalam pengumuman kelulusan pada Selasa pagi, polisi tampak menjaga sejumlah sekolah di Kota Mataram, terutama bagi sekolah-sekolah yang siswanya banyak tidak lulus. Misalnya SMU Negeri IV Mataram di Pagutan yang 89 siswanya tidak lulus dari total 192 orang yang mengikuti ujian. Polisi juga menjaga ketat di SMUK di Jalan Pejanggik dan SMUM di Jalan Langko, serta sekolah-sekolah swasta lainnya yang tingkat kelulusannya rendah.
Di jalanan Kota Mataran, para siswa-siswi SMU/Madrasah Aliyah yang lulus kemarin mengekspresikan kegembiraannya dengan mencoret-coret baju seragam mereka dengan cat warna-warni. Mereka juga berputar-putar dengan sepeda motornya menuju pusat-pusat kota di Jalan Udayana dan Jalan Langko. Sejumlah siswa juga melakukan konvoi ke kawasan pariwisata di Senggigi, sekitar 20 kilometer arah barat Kota Mataram. (Sujatmiko-Tempo News Room)