Wealth Watch Company, salah satu perusahaan landbanking memperingati HUT-nya yang pertama di Indonesia. Setelah kiprahnya selama setahun, dan berhasil mendapatkan klien dalam jumlah yang tidak sedikit, Wealth Watch berencana mengembangkan usahanya ke Surabaya dalam 6 bulan ke depan. Hal itu disampaikan Direktur Pemasaran Wealth Watch, Michael Ellington dalam konferensi pers di Hotel Sangrila Jumat (20/6) sore.
Wealth Watch Company adalah salah satu perusahaan yang bertindak sebagai agen untuk memperkenalkan para pembeli kepada para penjual di dalam landbanking di kawasan Uni Eropa. Saat ini negara yang sedang berada dalam proyek Wealth Watch adalah negara-negara Eropa Timur seperti Hongaria, Polandia, Estonia, dan Republik Chekoslowakia. Analis kami mengatakan dengan bergabungnya mereka ke Uni Eropa maka harga tanahnya dapat melonjak hingga empat kali lipat, kata Michael menjelaskan prospek bisnis perusahaannya.
Sejauh ini menurut Michael, Wealth Watch sudah berhasil mendapatkan 20 klien setiap minggunya. Untuk menginvestasikan dana di Wealth Watch dibutuhkan uang minimal US$2000 sampai US$3000, dan maksimal US$50 ribu.
Wealth Watch menjanjikan pengembalian dana sebesar 300 persen dalam satu tahun. Namun, ini hanya terjadi menjelang bergabungnya negara-negara Eropa Timur ke Uni Eropa. Setelah itu keuntungan yang diterima klien adalah 70-80 persen,kata Michael. Menurutnya landbanking terbukti menarik secara proporsional untuk orang-orang yang berjiwa bisnis karena memberikan kesempatan baik untuk penambahan kapital dalam jangka pendek.
Dalam menjalankan usahanya, Wealth Watch mewajibkan kliennya membayar 2 persen dari tiap transaksi. Prosesnya, klien membayarkan uangnya kepada Wealth Watch, kemudian uang itu disimpan di Indonesia dalam mata uang rupiah atau Dollar. Selanjutnya klien akan memegang sertifikat kepemilikan tanah dan pemilik sah dari tanah yang dijual. Sejumlah uang yang sama disetorkan kepada wakil atas nama klien menggunakan dana perusahaan -dalam hal ini Wealth Watch (Uk) Ltd-yang mempunyai jurisdiksi kontrol bank yang lebih rendah.
Walaupun bisnis ini membutuhkan uang yang tidak sedikit namun Michael optimis usaha ini akan berkembang ke depan. Saat ini kami sudah memiliki klien yang sudah merasakan keuntungan menginvestasikan dananya di bisnis ini,ujar dia.
Sebelum masuk ke Indonesia Wealth Watch telah berbisnis selama 20 tahun. Michael menilai jalannya bisnis ini di Indonesia sukses walaupun baru berjalan setahun sehingga dalam beberapa bulan ke depan Wealth Watch akan membuka kantornya sendiri dari yang sebelumnya adalah perwakilan dari kantor di Malaysia.
(Narila Mutia-TNR)